Sedangkan di tahun 2022, toleransi muatannya hanya sebanyak 15 persen. Sementara itu, nanti di tahun 2023 toleransi muatan hanya diperkenankan 5 persen.
Strategi yang ketiga adalah dengan membangun terminal barang yang terintegrasi. Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan bahwa akar persoalan truk ODOL adalah tarif angkut barang terlalu rendah.
Persoalannya pemilik barang tidak mau rugi kalau barang yang diangkut sedikit. Karena itu yang digenjot adalah kuantitas barang yang dimuat.
Sedangkan di sisi lain pengusaha angkutan juga tidak mau berkurang keuntungannya. Hal yang sama juga terjadi terhadap pengemudi truk yang juga ingin agar pendapatan tidak berkurang.
Menurut Djoko, hal inilah yang memunculkan truk kelebihan muatan (over load) dengan menggunakan kenderaan dimesi lebih (over dimension) bermunculan.
Ini hanyalah sedikit masalah terkait karut-marut truk ODOL yang terjadi di negeri ini. Masih ada seabrek masalah lain yang mesti harus dituntaskan oleh Kemenhub dan Dinas Perhubungan bekerja sama dengan Kepolisian RI.
Dengan adanya terminal angkut barang yang terintegrasi, masalah biaya angkut yang rendah ini bisa diselesaikan. Masalah-masalah soal tarif angkut rendah ini sebagai akibat salah urus terminal yang berdiri sendiri-sendiri. Tidak ada kontrol yang jelas sehingga truk-truk over dimensi dan over loading dipakai bebas karena kurangnya pengawasan.
Banyak pengusaha transportasi dan pengemudi yang berpendapat bahwa semakin banyak barang yang diangkut dalam sekali waktu bisa menghemat biaya dan waktu tetapi penghasilan yang diperoleh tetap besar. Namun bila terminal angkut barang yang terintegrasi ini benar-benar terwujud, hal-hal yang berhubungan dengan truk-truk yang over dimensi dan over loading bisa diatasi.
Strategi keempat adalah insentif bagi angkutan barang. Â Sopir truk selalu ada dalam dilema. Tidak mengikuti kemauan para pengusaha truk, pendapatan siap disunat. Akan tetapi bila sudah patuh terhadap para pemilik truk, harus berhadapan dengan hukum. Belum lagi konsekuensi-konsekuensi seperti kecelakaan yang bisa merenggut nyawa ketika ada di jalan.
Karena itu dengan membuat standar pendapatan yang jelas bagi para pengemudi maka mereka akan mempunyai pegangan yang jelas dan tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian. Insentif yang jelas membuat para pengemudi bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga keselamatan berlalu lintas dapat terjamin.
Dengan perbaikan-perbaikan ini keselamatan berlalu lintas dapat terjamin. Kita tidak akan melihat lagi kemacetan yang disebabkan oleh kenderaan truk ODOl. Jalan-jalan menjadi lebih awet dan tahan lama.