Di akhir bulan Desember saya mulai menulis. Satu dua artikel saya tayang. Dari beberapa artikel itu, ada tiga yang masuk dalam artikel pilihan. Wah, ada kebahagiaan di hati. Rasa bahagia ini menstimulus rasa percaya diriku untuk menulis lagi dan lagi.
Saya mulai melirik beberapa tema yang ditawarkan oleh admin kompasiana dan mencoba untuk menulis sesuai dengan itu.Â
Pada awalnya, saya tidak pernah yakin bahwa artikel saya bisa AU. Namun kegembiraan saya membuncah ketika artikel saya tentang polemik nama Nusantara calon IKN mendapat AU. Perasaanku bercampur-campur, antara gembira sekali dan rasa tidak percaya.Â
Saya membaca berulanga-ulang artikel saya tadi karena saking senangnya. Berbunga-bunga rasanya.Â
Walau sudah lama mendaftar menjadi blogger di kompasiana, tetapi karena baru mulai aktif akhir tahun lalu, saya terhitung sebagai pendatang baru. Sebagai pendatang baru, artikel mendapat AU merupakan sesuatu banget.
Apalagi setelah itu berturut tiga artikel berikut yang tulis juga mendapat ganjaran AU dari admin.Terus terang rasa percaya diri saya ada di tingkat tertinggi.Â
Terimaksih admin kompasiana. Ganjaran AU untuk 4 artikel saya itu telah menaikan rasa percaya diriku pada tempat yang seharusnya.Â
Apakah saya berpuas diri dengan capaian itu? Tidak.
Banyak sekali teman-teman di kompasiana yang mencapai level tinggi dengan capaian luar biasa. Ribuan artikel telah tayang dan ratusan artikel mereka diganjari AU.
Karena itu, saya harus belajar dan terus belajar. Â
Ada yang bilang umur kepala empat bukan saatnya untuk belajar. Akan tetapi bagi saya hidup itu adalah belajar. Yang muda belajar dari yang tua, yang tua belajar dari yang muda. Selagi ada kemauan untuk belajar, maka tidak ada yang bisa menghalangi. Jalan itu akan selalu ada bila ada kemauan.
Saya selalu mencari inspirasi dari teman-teman kompasianer yang artikelnya selalu nongol sebagai AU. Kompasiana telah menjadi tempat saya belajar bagaimana menulis. Saya belajar banyak dari teman-teman.