Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pemimpin Ideal Versus Peran Partai Politik: Sumbang Saran untuk Pemilu Serentak 14 Februari 2024

6 Februari 2022   19:43 Diperbarui: 8 Februari 2022   18:29 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu fungsi sentral parpol yaitu rekruitmen pemimpin politik. Dalam hal hal ini, partai politiklah yang harus melakukan pengkaderan dan pendidikan politik terhadap para anggotanya sehingga anggotanya sungguh paham akan politik. Kader-kader itu mestinya mereka yang kulaitasnya tidak diragukan lagi. 

Tetapi kadang parpol tidak selalu memainkan peran sentralnya ini.

Fungsi rekruitmen ini sering menyimpang dan selalu dikaitkan dengan kepentingan mencari dana politik (political cost) sehingga acap kali menafikan proses demokrasi, mutu dan standar integritas moral.

Dalam tubuh partai politik sendiri sering terjadi tarik-ulur kepentingan di antara para elite partai. Memang sebuah partai politik butuh dana untuk kelangsungan partai (gizi partai), tetapi dana itu harus diperoleh secara wajar, dan dipertanggungjawabkan secara publik.

Sumber dana harus jelas. Untuk itu dibutuhkan trasparansi dari parpol.

Keprihatinan

Walaupun masyarakat mempunyai hasrat untuk memilih pemimpin ideal, pilihannya tetap terbatas pada kandidat-kandidat yang diusung oleh partai. Masyarakat pemilih tidak dapat memilih di luar nama calon yang diusung oleh partai politik.

Inilah satu kesulitan yang dihadapi oleh para pemilih. Karena itu diharapkan agar parpol sungguh-sungguh memainkan perannya secara gentle dan tidak sekedar membodohi rakyat.

Kecerdikan politik harus diimbangi dengan kecerdasan moral sehingga antara visi dan hal-hal pragmatis ada kesesuaian.

Imanuel Kant mengatakan bahwa dalam poilitik kita harus cerdik seperti ular tatapi moral menambahkan bahwa kita juga mesti tulus seperti merpati. 

Kampanye bukan ajang pesta rakyat atau menjadi wadah untuk membodohi rakyat dengan janji-janji hampa. Kampanye harus menjadi tempat mendidik dan mendewasakan rakyat.

Faktor penentu dalam berpolitik adalah rakyat sendiri. Apabila kadar pengetahuan masyarakat tentang politik rendah, maka mereka akan dengan gampang distir dan dipengaruhi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun