Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pemimpin Ideal Versus Peran Partai Politik: Sumbang Saran untuk Pemilu Serentak 14 Februari 2024

6 Februari 2022   19:43 Diperbarui: 8 Februari 2022   18:29 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS/ HANDINING)


Pemilu 2024 masih tinggal dua tahun tetapi aneka atraksi politik para elite sudah mencuat ke permukaan. Bahkan jauh sebelum ini banyak yang sudah memajang baliho-baliho raksasa hampir di seluruh pelosok negeri. 

Ruang publik (public sphere) disemaraki oleh hilir mudik aktivitas para politisian dan pendukung-pendukung mereka.

Meski demikian, aspek kepatutan dan kepantasannya perlu dipertanyakan, entakah pelbagai manuver tersebut sudah sesuai dengan koridor etika yang berlaku atau belum.

Politik dalam dirinya sendiri melekat tuntutan etis yang menjadi rambu (rule of game) bagi para aktor politik. Politik adalah seni bagaimana mengatur kehidupan bersama melalui kebijakan publik.

Dengan demikian pemimpin yang diharapkan adalah pemimpin yang sanggup mengakomodasi segala kepentingan sehingga bisa menghasilkan kebijakan-kebijakan publik yang mumpuni demi kesejahteraan bersama. 

Pemimpin yang terpilih dari panggung politik itu juga mesti memiliki legitimasi moral yang dapat dipertanggungjawakan.

Pemilu 2024, selain menjadi pemilu serentak perdana, sekaligus mencari sang suksesor Jokowi. Pemimpin yang akan datang memikul tanggung jawab besar apakah kesuksesan politik nanti dibarengi dengan keberhasilan pemerintah mengatasi masalah-masalah yang dihadapai rakyat saat ini.

Masyarakat mengidam-idamkan pemimpin yang mempunyai kepekaan terhadap kebutuhan riil mereka. Karena itu alat-alat politik partisipatoris publik harus tangguh di hadapan dominasi dan hegemoni kekuatan politik mainstream (baca: partai politik). 

Pertanyaannya apakah partai-partai politik yang ada sanggup menampilkan figur calon pemimpin yang sesuai dengan kepentingan masyarakat?

Pemimpin ideal, siapa itu?

Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki dalam dirinya kecerdasan intelektual agar dapat memimpin secara benar dan kecerdasan moral untuk dapat memimpin secara wajar dan bertanggung jawab terhadap tugasnya. 

Dari konsep kepemimpinan seperti ini bila dijabarkan secara praktis, maka kualitas-kualitas di bawah ini yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Pertama, pemimimpin harus mempunyai visi dan misi yang jelas. Visi dan misi yang jelas akan menentukan arah dan tujuan kepemimpinan.

Kedua, pemimpin yang berpihak pada rakyat. Artinya kekuasaan yang ada padanya bukan untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok tetapi harus diarahkan demi tercapai kesejahteraan bersama (bonum commune).

Ketiga, pemimpin harusnya adalah seorang yang inspiratif. Artinya pemimpin harus terbuka terhadap pelbagai inspirasi konstruktif dari masyarakat.

Pemimpin inspiratif adalah pemimpin yang memiliki daya dorong yang mempengaruhi masyarakat untuk dapat bertidak secara benar dan wajar. Ia punya daya (power) untuk membangkitkan atau menghidupkan potensi-potensi yang ada dalam masyarakat.

Keempat, pemimpin harus mempunyai kepekaan (sense) terhadap masalah rakyat. Hal ini berarti pemimpin dengan segala kemampuannya bersama rakyat berusaha mencari jalan keluar terhadap segala persoalan yang ada.

Kelima, pemimpin harus bersih dari berbagai cacat hukum. Untuk itu, pemimpin harus memiliki kecerdasan moral. Tidak semua norma moral tercatat dalam aturan hukum positif.

Lalu, apa itu norma moral?

Norma moral adalah norma yang pelaksanaannya tidak dipaksakan dari luar, melainkan oleh kewajiban hati nurani sebagai instansi tertinggi dalam dirinya sebagai pribadi.

Keenam, pemimpin itu harus mempunyai daya dobrak. Artinya pemimpin itu harus berinisiatif untuk melakukan pembaruan ke arah yang lebih maju. Pemimpin diharapkan untuk tidak menjaga kemapanan semu (pseudo established) demi mempertahankan status quo.

Ketujuh, pemimpin itu harus memiliki integritas diri. Artinya pemimpin itu harus memiliki kewibawaan, tidak mudah dipengaruhi, dan memiliki komitmen untuk melaksanakan semua program demi mencapai cita-cita bersama.

Signifikansi parpol

Di semua negara berpaham demokrasi, aktivitas politik dilaksanakan melalui partai politik. Karena itu kita tidak bisa menafikan keberadaan partai politik.

Salah satu fungsi sentral parpol yaitu rekruitmen pemimpin politik. Dalam hal hal ini, partai politiklah yang harus melakukan pengkaderan dan pendidikan politik terhadap para anggotanya sehingga anggotanya sungguh paham akan politik. Kader-kader itu mestinya mereka yang kulaitasnya tidak diragukan lagi. 

Tetapi kadang parpol tidak selalu memainkan peran sentralnya ini.

Fungsi rekruitmen ini sering menyimpang dan selalu dikaitkan dengan kepentingan mencari dana politik (political cost) sehingga acap kali menafikan proses demokrasi, mutu dan standar integritas moral.

Dalam tubuh partai politik sendiri sering terjadi tarik-ulur kepentingan di antara para elite partai. Memang sebuah partai politik butuh dana untuk kelangsungan partai (gizi partai), tetapi dana itu harus diperoleh secara wajar, dan dipertanggungjawabkan secara publik.

Sumber dana harus jelas. Untuk itu dibutuhkan trasparansi dari parpol.

Keprihatinan

Walaupun masyarakat mempunyai hasrat untuk memilih pemimpin ideal, pilihannya tetap terbatas pada kandidat-kandidat yang diusung oleh partai. Masyarakat pemilih tidak dapat memilih di luar nama calon yang diusung oleh partai politik.

Inilah satu kesulitan yang dihadapi oleh para pemilih. Karena itu diharapkan agar parpol sungguh-sungguh memainkan perannya secara gentle dan tidak sekedar membodohi rakyat.

Kecerdikan politik harus diimbangi dengan kecerdasan moral sehingga antara visi dan hal-hal pragmatis ada kesesuaian.

Imanuel Kant mengatakan bahwa dalam poilitik kita harus cerdik seperti ular tatapi moral menambahkan bahwa kita juga mesti tulus seperti merpati. 

Kampanye bukan ajang pesta rakyat atau menjadi wadah untuk membodohi rakyat dengan janji-janji hampa. Kampanye harus menjadi tempat mendidik dan mendewasakan rakyat.

Faktor penentu dalam berpolitik adalah rakyat sendiri. Apabila kadar pengetahuan masyarakat tentang politik rendah, maka mereka akan dengan gampang distir dan dipengaruhi. 

Walaupun demikian, sebagai pemilih sikap pesimis harus kita singkirkan jauh-jauh. Berharap saja bahwa kita bisa mendapatkan seorang pemimpin yang berkualitas.

Sumbang saran untuk pemilu serentak 2024

Beberapa sumbang saran untuk masyarakat pemilih dan parpol:

Pertama, dalam menentukan pilihan politik nanti, sebagai pemilih kita harus memilih para kandidat yang memenuhi kriteria normatif.

Misalnya, kandidat yang mempunyai komitmen untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan korupsi.

Kedua, Parpol diharapkan tidak asal comot dalam menentukan kandidat. Dalam seleksi, perlu mempertimbangkan aspek kompetensi dan kapabilitas calon. 

Di samping itu, perlu juga mempertimbangkan aspirasi yang menguat di tengah masyarakat. Parpol harus memaparkan riwayat perilaku, afiliasi kepentingan dan kinerja kandidat dan sebagainya.

Ketiga, para pemilih harus mengacu pada prestasi kandidat yang dipilih bukan pada parpol yang mengusungnya. Walaupun kandidat diusung oleh partai, namun figur sang pemimpin harus dilihat dengan seksama. Prinsip memilih yang terbaik dari semua yang baik mesti tetap menjadi pedoman. 

Karena itu partisipasi politik publik tidak hanya bersifat momental tetapi dengan sadar mencermati perkembangan politik.

Akhirnya kata, pemimpin ideal tidak bisa kita dapatkan bila tidak melalui partai politik. Karena itu partai politik harus benar-benar memainkan fungsinya ini dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, jangankan melangkah, sekedar jalan di tempat pun bangsa kita tidak akan bisa.

Semoga pemilu 2024 menghasilkan pemimpin yang mampu lebih menggerakkan Indonesia kita yang kita cintai ini.

Salam sehat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun