Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sedikit Memahami Bambang Pamungkas

6 November 2019   11:08 Diperbarui: 6 November 2019   15:47 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Woy Kembaliin Persija gua"
"Woy lu ngerusak persija gua"
"Woy maen lah dengan bangga"
"Woy pergi lu dari persija, bikin malu aja" 

Sebagai penggemar Persija Jakarta kita sering kali mendapati kalimat-kalimat seperti itu ketika tim asal Jakarta tersebut mengalami kekalahan.

Hujatan dan cacian seperti itu kerap kali disampaikan di akun sosial media Persija dan termasuk juga di akun sosial media para pemain. Intinya para pendukung Persija menginginkan kondisi yang lebih baik di dalam tim berjuluk Macan Kemayoran ini.

Musim ini menjadi musim yang berat bagi Persija. Setelah menjadi juara di musim sebelumnya, kini Persija hanya terpaut satu strip dari zona degradasi.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memperbaiki kondisi tim. Ivan Kolev digantikan posisinya oleh Julio Banuelos. Pelatih asal Spanyol itu pun harus diberhentikan karena tak mampu mengangkat kondisi tim.

Sekarang Persija dilatih oleh pelatih asal Brasil, Edson Tavares. Dari lima pertandingan awal, Edson mampu menorehkan duan kemenangan, satu kali imbang dan dua kali menderita kekalahan.

Lantas apakah di akhir musim nanti klub kebanggaan the Jakmania tersebut akan terdegradasi atau tetap bertahan di kompetisi tertinggi sepakbola tanah air?

Sampai saat ini Persija sudah mengumpulkan 27 poin dari 24 kali pertandingan. Terpaut 4 poin dari Semen Padang yang berada di dasar klasemen, dan dua poin dari Persela yang berada satu strip di bawah Persija.

Artinya jika sampai akhir musim permainan Macan Kemayoran tak ada peningkatan dan perubahan dalam pola menyerangnya, maka bukan tidak mungkin Persija akan terdegradasi ke Liga 2 musim depan.

Dalam mengatasi hal sulit seperti ini, banyak dari The Jakmania mengharapkan peran lebih dari sosok Ismed Sofyan dan Bambang Pamungkas.

Terutama sosok Bepe (sapaan akrab Bambang Pamungkas) karena dia lah satu-satunya pemain yang sudah dua kali membawa Persija juara. Pemain yang melintasi zaman. Dalam posisi baik atupun sulit Bepe selalu ada jika diminta memperkuat Persija.

Bagi Bepe, dalam merespon keterpurukan Persija adalah dengan menyemangati para pemain agar mereka mampu mengeluarkan potensi terbaik yang mereka miliki. Diantara keterpurukan ini mungkin yang tak boleh hilang adalah saling percaya dan tetap memiliki harapan.

Dalam web pribadinya, Bepe dalam tulisannya yang berjudul "Satu Yang Tak Boleh Hilang", menyampaikan "Dalam hidup kita boleh kehilangan apa saja. Satu yang tidak boleh hilang adalah harapan. Karena harapan yang membuat kita layak untuk hidup".

"Kita pun tak bisa mengukur kaki kita dengan kaki yang dimiliki oleh orang lain. Jangan mengukur soal loyaliitas yang telah kita lakukan dengan yang orang lain lakukan." 

Benar kata Bepe, mungkin semua pihak yang mencintai Persija pada saat ini sangat kecewa dengan hasil yang dicapai oleh para pemain dan jajaran pelatih. Namun untuk ke depannya kita benar-benar tak boleh kehilangan harapan. Harapan untuk meraih hasil yang paling maksimal.

Selanjutnya legenda hidup Persija ini masih menyimpan keyakinan bahwa Persija akan tetap bertahan di liga tertinggi tanah air.

Menurutnya, masih dalam tulisan yang sama, "Musim ini akan menjadi musim yang spesial bagi Persija. Satu harapan saya, di akhir musim nanti kita dapat bercerita dengan bangga dengan perjalan berat musim ini. Sebuah cerita yang dapat menjadi referensi, serta inspirasi bagi orang lain".

Yang paling menarik dari Bepe pada saat ini adalah tulisan terbarunya yang berjudul "Bermainlah Untuk Keluargamu". Isi dari tulisan itu adalah yang belakangan menjadi bahan obrolan para pendukung Persija.

"Kecintaan kita pada klub ini tidak sama, namun kecintaan kita pada sepakbola dan keluarga, saya pikir sama. Jadi jangan main untuk Persija Jakarta, tapi bermainlah untuk diri kalian, anak, istri, pacar dan orang tua kalian. 

Ketika kita bermain untuk orang-orang yang kita cintai, maka hal-hal baik akan datang". Kalimat ini, menurut Bambang Pamungkas yang disampaikan melalui tulisannya tersebut sudah diucapkan sejak dua tahun lalu, tepatnya 2 Juni 2017, saat Persija vs Arema di Stadion Patriot Candrabhaga.

Namun banyak yang menjadikan kalimat tersebut untuk menyerang para pemain dan terutama Bepe sendiri saat keadaan seperti saat sekarang ini. Artinya kalimat itu tidak dijadikan alasan sebagai hal utama yang membangkitkan Persija pada musim 2017 dan yang membawa Persija juara di musim 2018.

Kembali mengutip artikel yang sebelumnya, "Satu Hal Yang Tak Boleh Hilang", satu contoh yang diambil oleh Bambang Pamungkas sungguhlah sangat menggambarkan tentang keadaan saat ini. Singkatnya, Luqman bersama anaknya dan seekor keledai melewati pasar. Pertama keledai itu dinaiki Luqman sedangkan sang anak berjalan.

Kedua anaknya menaiki keledai sedangkan Luqman yang berjalan. Dan yang ketiga Luqman bersama sang anak menaiki keledai itu bersama-sama. Ketiga hal tersebut dilakukan sambil melewati pasar yang ramai. Reaksi orang-orang selalu berbeda. Pertama, mereka menganggap Luqman kurang ngajar karena menyuruh si anak berjalan kaki.

Kedua si anak dianggap kurang ngajar karena enak-enakan naik keledai sedangkan ayahnya jalan kaki. Ketiga keduanya dianggap kurang ngajar karena menaiki keledai bersama-sama. Artinya setiap orang bisa saja menggunakan hal-hal yang telah kita perbuat dan ucapan baik di masa lalu dan masa kini untuk menyerang diri kita.

Satu hal yang ingin saya sampaikan lagi, kita pun tak bisa mengukur kaki kita dengan kaki yang dimiliki oleh orang lain. Jangan mengukur soal loyaliitas yang telah kita lakukan dengan yang orang lain lakukan.

Karena jika menurutmu loyalitas orang tersebut kurang dan sangat minim jauh dibandingkan dengan apa yang telah kamu lakukan, mungkin apa yang sudah dia lakukan dan berikan kepada Persija sudah sampai dibatas maksimal kemampuannya. Jika sama-sama cinta, tentu kita tak perlu membandingkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun