Kembali mengutip artikel yang sebelumnya, "Satu Hal Yang Tak Boleh Hilang", satu contoh yang diambil oleh Bambang Pamungkas sungguhlah sangat menggambarkan tentang keadaan saat ini. Singkatnya, Luqman bersama anaknya dan seekor keledai melewati pasar. Pertama keledai itu dinaiki Luqman sedangkan sang anak berjalan.
Kedua anaknya menaiki keledai sedangkan Luqman yang berjalan. Dan yang ketiga Luqman bersama sang anak menaiki keledai itu bersama-sama. Ketiga hal tersebut dilakukan sambil melewati pasar yang ramai. Reaksi orang-orang selalu berbeda. Pertama, mereka menganggap Luqman kurang ngajar karena menyuruh si anak berjalan kaki.
Kedua si anak dianggap kurang ngajar karena enak-enakan naik keledai sedangkan ayahnya jalan kaki. Ketiga keduanya dianggap kurang ngajar karena menaiki keledai bersama-sama. Artinya setiap orang bisa saja menggunakan hal-hal yang telah kita perbuat dan ucapan baik di masa lalu dan masa kini untuk menyerang diri kita.
Satu hal yang ingin saya sampaikan lagi, kita pun tak bisa mengukur kaki kita dengan kaki yang dimiliki oleh orang lain. Jangan mengukur soal loyaliitas yang telah kita lakukan dengan yang orang lain lakukan.
Karena jika menurutmu loyalitas orang tersebut kurang dan sangat minim jauh dibandingkan dengan apa yang telah kamu lakukan, mungkin apa yang sudah dia lakukan dan berikan kepada Persija sudah sampai dibatas maksimal kemampuannya. Jika sama-sama cinta, tentu kita tak perlu membandingkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H