Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Loyang Ikan

22 November 2023   22:51 Diperbarui: 22 November 2023   22:51 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan cakalang (dokpri)

"Ai, jangan lihat-lihat. Langsung beli saja. Lihat-lihat nanti balik ke sini sudah di borong orang"

Ikan cakalang (dokpri)
Ikan cakalang (dokpri)

Begitulah senda gurau yang sering bikin ketawa sendiri. Setelah puas melihat-lihat barulah biasanya saya membeli ikan yang akan dibawa pulang. Tentu kualitas yang masih fresh. 

Pemilihannya sederhana, lihat saja dari mata ikan. Jika putih bersih maka masih segar. Dan jika sudah kemerahan, ikan tidak lagi segar. Bisa juga dilihat dari ingsan ikan. Merah ialah segar dan jika merah kecoklatan maka tak lagi segar.

Selain melihat ikan apa saja yang diperdagangkan, saya juga suka melihat aktivitas pedagang. Hangatnya kekeluargaan begitu sangat tampak. Bahkan canda tawa begitu familiar.

Pedagang-pedagang di pasar ini sudah berjualan puluhan tahun. Tidak kurang dari lima sampai  tahun keatas 10 tahun keatas. kebanyakan mereka berasal dari belakang gunung, atau penduduk yang tinggal jauh dari pasar. 

Salah satu langganan saya misalnya, sudah berjualan ikan sejak ia lulus SMA 20 tahun lalu.  Selama itupulah, ia berjualan setiap pagi hingga sore. Musim paceklik atau musim produktif.

Ikan di Pasar Higenis Gamalama (Sumber :Jokar Photografy)
Ikan di Pasar Higenis Gamalama (Sumber :Jokar Photografy)

Pendapatan yang tak menentu bukan pantangan mengubah profesi. Misalnya saat ini, musim ikan sedang bagus. Nelayan-nelayan ramai-ramai melaut. Meski di Desember nanti, musim paceklik sedang menunggu.

Dalam sehari mereka bisa meraup  pendapatan kotor sebesar 1-2 juta rupiah. Hasil yang bakal dibuka untuk melakukan pembelian ikan kembali dari nelayan atau pedagang perantara dari Pulau Tidore, Maitara hingga Bacan.

Fenomena paling penting berikutnya ialah ekonomi pasar, permintaan dan penawaran, tawar menawar, hingga fluktuasi harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun