Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ngejar Pendapatan Lupa Daratan

13 September 2023   16:12 Diperbarui: 14 September 2023   01:01 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari itu, kasus pencemaran lingkungan sudah berulangkali menjadi permasalahan yang tak ada habisnya. Lebih-lebih bersentuhan langsung dengan ruang hidup masyarakat. Lambat laun warga kehilangan ruanh hidup (tanah teakopasi, kebun-kebun hilang, sungai-sungai dan laut sebagai lingkup mata pencaharian hilang berlahan-lahan). 

Pada akhirnya, pergeseran masif terjadi. Berbondong-bondong banting setir menjadi pekerja di pertambangan. Sementara potensi-potensi lain tak mendapat perhatian.

Permasalahan pencemaran lingkungan memang sangat disayangkan. Secara tidak langsung keberhasilan program hulu sampai hilir menyisahkan masalah pada lingkungan. Inklusi dan keberlanjutan sebagai tanggung jawab perusahaan juga sekedar aturan. Faktanya tidak terlaksaa dengan baik.

Dokpri
Dokpri

Dengan kata lain, fokus utama operasi masif pertambangan dan berbagai industri yang memanfaatkan alam masih berkutat pada pengerukan sumber daya alam dan berorientasi keuntungan. Sementara tanggung jawab sosial terhadap lingkungan terabaikan.

Tentu kondisi ini perlu menjadi perhatian terutama dalam ranah kebijakan. Perlu adanya penegasan, pengawasan serta penindakan berkala dalam mengontrol setiap industri tersebut beroperasi. Hal ini berguna agar mekanisme jalannya industri dapat di kawal sebaik mungkin. Perusahan-perusahan yang abai perlu diberikan sangski tegas.

 Semua ini tentu membutuhkan komitmen semua pihak dan tidak terkesan tiba saat tiba akal. Sehingga tidak menepis fenomena hanya mengejar pertumbuhan dan mengabaikan keberlanjutan. Masa depan keberlanjutan lingkungan ada pada kesadaran setiap pihak, sehingga patut melakukan inovasi kebijakan yang pro pada masyarakat.(sukur dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun