"Kenapa tidak beli di luar lokasi pelabuhan?" Tanyaku.
" Sama saja, di luar pun susah. Harus cari ke sana kemari. Itu pun harus sedikit demi sedikit. Harganya juga mahal. Habis biaya."
"Butuh berapa liter untuk sekali melaut?" Tanyaku.
"Standarnya 200 liter atau empat jerigen. Itupun kurang kalau mau menangkap ke lokasi potensial yang lebih jauh," tuturnya.
"Jadi sudah berapa hari tidak melaut?" Tanyaku lagi
" Sudah tiga hari," jawabnya.
Tiga hari rasanya cukup rugi bagi mereka. Kendala BBM mengharuskan mereka melabuhkan kapal walau musim tangkap dan harga sedang bagus-bagusnya.Â
Ia hanyalah satu nelayan dari hampir semua nelayan yang mengeluhkan sulitnya mendapat BBM. Nelayan lain juga harus susah payah memikirkan bagaimana memperoleh BBM jenis solar.Â
Di pelabuhan perikanan sendiri memang ada satu SPBU yang tiap minggu selalu ada pasokan.Â
SPBU yang dikelola langsung oleh petugas pelabuhan. Tetapi tidak untuk kapal dengan kapasitas di atas 16 GT. Sementara mayoritas kapal nelayan ialah pole and line di atas 20 GT.