Ideologi partai pun baginya sangat relevan setelah sekian lama terkekang oleh penguasa saat itu. Sosoknya kemudian menjadi wakil presiden setelah Reformasi berjalan.
Gambaran tentang mekanisme pemilihan tempo itu masih sangat jelas. Saat itu, jumlah parpol hanya tiga yang turut sejak pemilu 1977-1997 selalu menjadi peserta tetap. Sebelum akhirnya bertambah pada pemilu 1999-2004.
Representasi ketiga partai tersebut diwujudkan sebagai representasi semua kelompok di Indonesia, kaum bawah, religius, dan kelompok atas.
Zaman yang dihadapi kakek saya sudah jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Euforia politik dalam balutan demokrasi menghadirkan gelombang baru transformasi keikutsertaan partai dalam Pemilu. Berjibun berdiri partai baru dengan berbagai macam ideologi perjuangan kesejateraan.
Narasi "Nestapa politik" di Orde Baru merupakan senjata dalam merombak paradigma politik masyarakat. Di mana kebebasan memilih menjadi utama. Atau meminjam bahasa Abraham Lincoln "dari rakyat untuk rakyat" yang tersohor itu.
Saya sendiri masih ingat jelas. Ketika masih di bangku SMP dalam pemilu tahun 2004, jumlah parpol sebanyak 24 partai ikut berpartisipasi. Euforia kampanye begitu terasa terutama di kota kecil seperti kami di timur. Seperti pesta yang tak asa habisnya. Merayakan demokrasi yang baru.
Di waktu itu, saya yang masih sumur jagung juga ikut leha-leha di atas truk. Kampanye sebuah partai baru yang banyak mendapat dukungan.
Di periode ini, partai baru yang bermunculan adalah harapan. Sementara partai lama semisal tiga partai di atas seperti kehilangan marwa politik. Tak banyak dukungan yang diperoleh lantaran luka masih belum menganga dan belum mengering.
Partai-partai tersebur seakan dilupakan. Kepercayaan pada partai lama runtuh seiring hadirnya partai-partai baru sebagai gerakan pembaharuan. Walaupun pada tataran legislatif masih dikuasai partai lama namun sudah ada perlawanan dari partai baru.
Seiring berjalannya waktu. Dari pemilu ke pemilu partai-partai baru ada yang harus kehilangan tempat dan ada yang tumbug pesat dan menguasai struktur kekuasaan.Â