Dari sinilah terdapat berbagai tradisi yang biasanya dijalankan sesuai adat masing-masing. Salah satunya tradisi ialah unduh mantu yang dilakukan oleh suku Tobelo-Galela.
Prosesi unduh mantu tidak serta-merta dilakukan begitu saja. Terdapat beberapa rangkaian adat yang dipersiapkan.
Dimulai dari prosesi lamaran, di mana kedua keluarga mempelai melakukan kesepakatan di terima atau tidak lamaran tersebut.Â
Jika diterima, maka pembahasan akan menjurus kepada berapa kerugian atau ongkos; biaya lamaran.Â
Jika setelah terdapat kerugian, maka sedikit atau besarnya biaya yang diminta pihak perempuan tetap dilakukan proses adat yang membawa seisi rumah. Tetapi jika yang diminta ongkos, maka semampunya saja pihak wanita membawa barang.
Makna membawa barang adalah barang yang nanti digunakan mempelai wanita nanti jika sudah tinggal di rumah mertua. Sehingga saat bekerja  seperti bersih-bersih di dalam rumah, ia tak perlu lagi menanyakan di mana barang tersebut berada.
Sederhananya mempelai wanita membawa barang milik sendiri untuk dipakai di rumah mertua. Sebab tidak baik berada di rumah mertua di saat kerja ia selalu bertanya. Sehingga jika sudah membawa barang milik sendiri, maka ia tidak perlu lagi bertanya.Â
Sedikit agak ribet menjelaskan tentang kerugian dan ongkos yang sebenarnya sama-sama bernilai uang.Â
Pada intinya, kerugian adalah biaya yang diminta mempelai wanita. Sementara ongkos adalah biaya yang terpakai saat prosesi perkawinan di rumah mempelai wanita.
Prosesi ini bermakna mempelai wanita harus membalas pemberian yang diberikan mempelai lelaki. Berbeda dengan ongkos yang berarti mempelai wanita tidak perlu membalas yang sama dengan kerugian.Â
Setelah pembahasan di atas, maka rangkaian cuci kaki akan berjalan saat prosesi akad nikah selesai.