Ia justru sangat menyesal atas kecelakaan kapal dan merenggut nyawa penumpang.Â
" Saya sangat menyesal untuk para korban dan keluarga di sana. Tidak perlu mengucapkan terima kasih. Â Ini adalah tindakan minimum yang bisa saya lakukan. Saya doakan yang terbaik untuk kalian semua,"Â
Kerendahan hati yang ditunjukan mereka merupakan kebajikan Mettasik yang luar biasa. Tindakan yang menjukan bahwa kemanusiaan berada di atas segala-galanya.Â
Apa yang mereka lakukan adalah sebuah tindakan kebajikan Mettasik besar yang tidak semua orang dapat dan mau melakukannya. Bahkan hanya untuk meluangkan waktu sekalipun. Butuh akselerasi batin dan kerendahan untuk mau bergerak tanpa pikir.
Kehadiran mereka membawa perubahan pada situasi dan ketidakjelasan pencarian para korban. Kesedihan yang dirasakan keluarga korban begitu nyata.
Kebaikan dan kebajikan Mettasik juga dirasakan salah satu dari dua korban yang sebelumnya dinyatakan hilang.Â
Ibu Surlamina tak menyangka hari itu ia dihadapkan dengan kondisi yang sebelumnya tak pernah di rasakan. Ketika kapal mulai oleng, ia sudah menggunakan pelampung. Namun karena tak bisa berenang, ia tak berani melompat keluar. Ia hanya pasrah dan berdoa.
Beruntung di tengah dilema itu, seorang pria yang tak dikenalnya mengulurkan tangan dan membuat ia keluar lewat jendela kapal.Â
Ia sudah menjelaskan bahwa tak bisa berenang. Namun tekad pria tersebut mendorongnya hingga ia sampai ke anjungan kapal dan melompat.
Keduanya berenang lalu meraih rakit bersama beberapa penumpang lain.(2)