Tua, muda, saling bahu membahu memakai pelampung. Saya melihat, dalam video yang beredar, seorang ibu memakai satu pelampung dengan membungkus anaknya dipelukannya.Â
 Abk sibuk memompa air, mengarahkan hingga menenangkan  penumpang. Sementara dibalik kemudi, kapten berusaha menahan setiap gelombang. Kemudinya diarahkan ke kanan dan kiri. Ia percaya, kapal tua ini mampu bertahan membawa mereka hingga selamat ke tujuan.Â
Namun naas, KM. Cahaya Arafah sudah tua dan rentah harus kalah dengan ganasnya samudera yang tak sedikitpun memberi ampunan. Ia harus terbalik dan tenggelam. Dan, menjadi cahaya di dalamnya lautan yang gelap.Â
Kapal legenda ini terhenti di perairan Desa Tokaka Kec. Gane Timur pukul 16.30 WIT. Perairan yang tak asing baginya. Di mana ombak dan arus pesisir adalah temannya.Â
Penumpang-penumpang berenang. Bertahan dari dinginnya lautan dan gelapnya malam. Satu persatu berharap bisa sampai ke daratan. Sekuat tenaga berenang yang entah kemana arus akan membawa mereka. Nasib antara hidup dan mati benar-benar takdir Tuhan.
Hingga satu persatu diselamatkan oleh Tim SAR yang datang. Para penyelamat ini datang dan membawa mereka ke atas kapal. Bahkan, di tengah gelapnya malam dan amukan gelombang yang  sudah diingatkan oleh BMKG agar tak ada kapal yang melaut, mereka tetap berlayar menantang gelombang menuju tujuan.
Korban yang selamat menuturkan betapa situasi sangat mencekam.Â
" Saat kapal mulai oleng dan dihantam gelombang, semua penumpang panik dan berhamburan. Sebelum melompat keluar, ia mengaku tak kuasa begitu melihat banyak anak-anak dan orang tua yang masih berada dalam kapal dalam kondisi histeris. Namun cuaca ekstrim dan kondisi kapal mulai tenggelam ia tak mampu berbuat banyak,". (1)
Kabar pun menyebar ke seantero Maluku Utara. Headline berita tak habis-habisnya. Video-video penyelamatan tim SAR menyebar kemana-mana. Doa dan harapan di panjatkan masyarakat kepada yang kuasa agar semua penumpang selamat.
Namun, dari 77 penumpang dan ABK sesuai manifest, 13 diantaranya tidak di ketemukan. Mereka hilang entah kemana.Â
Di pelabuhan Tokaka Gane Timur, ketika temaram lampu mulai kalah oleh perkasanya mentari, tangisan pecah di mana-mana. Tak seperti biasanya KM Cahaya Arafah berlabuh.