Penghasilan yang diperoleh sebagaian ia tabung dan sebagaian lagi di kirim ke kampung guna membantu biaya sekolah adiknya dan kebutuhan orang tuanya.Â
Bagi Gun, bekerja sebagai pekerja bangunan sangat melelahkan. Jika tak sabar maka pasti akan pulang atau pergi meninggalkan pekerjaan tersebut.Â
Ia sendiri sudah bertekad menjadikan pekerjaan ini sebagai profesi utama. Sehingga dalam setiap kesempatan, ia selalu menyempatkan waktu belajar sekaligus bertanya kepada sang mandor bagaiamana membuat ini dan itu
Begitupun dengan Galang (20 tahun). Pria yang satu desa dengan Gun ini baru bekerja sebagai tukang bangunan selama setahun.Â
Walau begitu, ia sudah menjadi bendahara sang mandor dalam mengatur konsumsi para pekerja sekaligus sebagai koki. Walau kondisi ini tetap satu paket dengan bayaran yang sama, ia sendiri baru dua mengikuti sang mandor.
Galang adalah sosok yang termotivasi menjadi mandor. Apalagi, ketika ia melihat banyak anak buah sang mandor yang mulai bergerak secara mandiri mengambil proyek pembangunan rumah dll.Â
Mereka yang berawal dari nol kemudian belajar kepada ilmu pertukangan kepada sang mandor lalu kemudian melepaskan diri dan memiliki anak buah sendiri.
Sehingga ia sangat aktif belajar apapun, memotong, melipat dan mengikat besi, mengali tanah, mengukur, menyemen  fondasi dll.Â
Ia juga terbilang cukup berani bertanya, mempraktekan, dan berinovasi. Sesekali berbagi pandangan dengan sang mandor yang tak pelit ilmu untuk berbagi. Pantas saja murid-muridnya banyak yang sukses secara mandiri.
Keterliban pertama kali dirinya ke profesi ini sejak ia memutuskan untuk menikah dan sudah mempunyai dua anak.Â