Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah Saatnya Kekerasan Seksual Diseriusi

8 September 2021   02:08 Diperbarui: 8 September 2021   02:25 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia sendiri terhimpun dalam sebuah Lembaga Bantuan Hukum. Berfokus penuh pada kasus kekerasan seksual yang menurutnya sebagai kejahatan yang tak termaafkan dan biadap. 

Ia beranggapan, para pelaku seksual adalah manusia yang tak berhati nurani. Apalagi para pelaku  yang masih sanak keluarga dengan mereka. 

Korban juga manusia yang punyak hak untuk hidup, menata masa depan dengan baik. Sehingga ketika mereka terganggu utamanya dalam masa anak-anak, mata rantai kehidupan akan hancur. Efeknya ialah tumbuh kembang seseorang yang tidak lagi sama. Mulai dari kesehatan fisik hingga mental.

Kasus yang sekarang yang di tanganipun semuanya dilakukan oleh orang terdekat yang masih satu darah dengan korban. Bahkan ada korban yang memiliki keterbelakangan fisik (autis).

Bahkan ada beberapa kasus yang belum dilaporkan karena tekanan keluarga agar tidak diungkap karena kedekatan korban dan pelaku.

" Tapi kak, sungguh menangani kasus seperti ini sangat ribet. Saya bahkan sering beradu argumen dengan penyedik maupun pihak pengacara korban. Sudah begitu harus berhadapan dengan pihak keluarga yang selalu mencari jalan tengah agar kasus ini tidak diperkarakan lebih lanjut. Padahal kasus ini ranah pidana". jelasnya.

Saya pun terus memantik api informasi agar semuanya jelas. Menurutnya, menangani kasus kekerasan seksual selalu terbentur oleh hasrat bahwa ini kasus biasa yang dapat di damaikan atau dimediasi agar selesai.

Padahal, ini adalah kejahatan. Sudah begitu, banyak pihak yang melakukan intervensi bahkan sampai menyogok. Dan, yang paling tidak disukainya adalah ketika korban disudutkan.

Penyudutan tersebut berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kronologis kejadian. Di mana korban di minta menceritakan kembali peristiwa nahas tersebut. 

Padahal, dalam kondisi ini dapat menggangu psikologi korban utamanya anak-anak yang sebenarnya.Banyak korban kekerasan pada akhirnya harus didampingi psikiater.

Banyak hal yang kami bahas dari hulu sampai hilir. Obrolan dengan praktisi hukum ini juga memberikan sebuah pemahaman baru bahwa penanganan kekerasan seksual sungguh sangat lambat. Utamanya pihak pemerintah daerah yang lambat bergerak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun