Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Perlu Sertifikasi bagi ABK Speed Boat

7 Agustus 2021   23:57 Diperbarui: 8 Agustus 2021   11:51 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Speed boat di pelabuhan Sofifi (Dokumentai pribadi)

"Dua speed boat bertabrakan di Perairan Obi. Dua nyawa melayang." 

Petikan di atas menghiasi media online maupun media cetak dua hari ini di Maluku Utara. Berbagai kronologis diungkapkan ke publik yang mengundang perhatian publik.

Selain itu, beredar juga video-video sebelum dan sesudah kecelakaan di media sosial.

Dalam video yang beredar, nampak dua speed boat tersebut ugal-ugalan saling salip di laut yang luas itu. Sementara di video lain, menunjukan speed boat yang terbalik sambil dilakukan evakuasi oleh nelayan. (1)

Kejadian ini menambah deretan kecelakaan laut yang melibatkan moda transportasi satu ini. Baik antara speed boat dan speed boat, maupun kapal yang lebih besar dengan berbagai macam laka laut. Terbalik, kelebihan penumpang, tabrakan, kebakaran, dll.

Speed boat sendiri merupakan moda transportasi antar pulau yang paling sering digunakan oleh warga di Maluku Utara. Selain karena kecepatan (efisiensi waktu), murah, juga dapat menjangkau berbagai pelosok pulau yang tak dapat dijangkau oleh kapal-kapal besar bahkan pulau yang tak memiliki pelabuhan labuh sama sekali.

Tipe-tipe speedboat pun beragam. Ada yang berkapasitas 10 hingga di atas 70 orang. Tipe dengan kapasitas paling kecil melayani rute paling dekat misalnya antara Kota Ternate dan Tidore yang hanya ditempuh dengan durasi tak sampai 15 Menit.

Sementara kapasitas penumpang 15-20 melayani rute sedang. Yakni 1 jam sampai 1 setengah jam semisal antara Ternate dan Sofifi, begitu juga sebaliknya. Sedangkan kapasitas di atas 30 penumpang, dapat menempuh jarak yang lumayan. Antara 2 sampai 3 jam.

Kecepatan dan efisiensi menjadikan moda transportasi laut ini sebagai pilihan utama warga di Maluku Utara. 

Jam operasi moda transportasi ini beragam. Bisa dari pagi hingga malam bahÄ·an bisa di atas Jam 1 malam. Tak terbatas, apalagi jika ada penumpang yang mencarter. Jam berapapun pasti dioperasikan.

Walau menjadi moda transportasi utama, bagi saya, masih banyak hal yang harus dibenai terutama perihal situasi, kondisi, dan sikap para ABK yang kadang "terlalu berani".  Memang tidak semua, namun dominasi ketidaksadaran yang saya temukan masih lebih besar.

Di mulai dari waktu, di mana tak ada batasan jam operasional. Walau di Ternate misalnya di salah satu pelabuhan penyeberangan (Pelabuhan Semut) ada aturan ketat yang membatasi jam operasional sekitar jam delapan malam. 

Tetapi, selepas itu, atau ketika petugas sudah off dari jam kantor, speed boat masih terus beroperasi karena masih ada penumpang. Apalagi jika input operasional semisal minyak masih ada, maka para ABK tetap menerima penumpang karena besok mereka off alias bukan jadwal untuk beroperasi.

Saya pernah mengalaminya langsung karena sesuatu yang genting, saya harus menyeberang ke ibu kota provinsi dari Pelabuhan Semut Ternate.

Malam itu, oukul 11 malam saya bersama tujuh penumpang melakukan negoisiasi harga agar kami diantar ke tujuan. ABK menawarkan harga 100 ribu per orang karena memperhitungkan keuntungan sebab saat balik tak ada lagi pemasukan karena tak ada penumpang.

Sebagai informasi, saat hendak bepergian ke tujuan di luar jam operasional, harga yang ditetapkan akan lebih tinggi (100.000) dari harga normal (50.000) untuk ke Sofifi (ibu kota provinsi). 

Harga speed boat antar daerah seragam namun tak mencapai 100-an ribu rupiah dalam rute normal. Dan tidak semua speed boat akan berlayar di malam hari. Kecuali harganya pas atau masih dalam jam operasional.

Di hari sibuk semisal jam kantor, hingga malam aktivitas speed boat sangat padat. Apalagi banyak pegawai semisal dari Sofifi yang hendak kembali ke Ternate. Pada malam haripun tetap berlayar dengan modal pengalaman dan senter kepala serta lampu kode membelah lautan.

Kesepakatan harga tercapai, akan tetapi karena jumlah penumpang tak mencukupi sesuai kehendak ABK yakni 10 penumpang maka kami harus menunggu dua penumpang lagi. 

Sekira jam 1 malam barulah kami berangkat ke tujuan. Untungnya malam itu, tak ada pergerakan angin dan gelombang. Laut nampak teduh dengan sinat bulan yang menerangi lautan. Perjalanan kami sangat aman. 

Berbeda ketika waktu normal di mana lalu lintas speed boat sangat padat. Biasanya jalur paling sibuk yakni, Ternate-Sofifi dan Ternate-Tidore begitu sebaliknya.

Berikutnya kondisi speed boat dan mesin. Belakangan sudah banyak kondisi speed boat yang baik akan tetapi masih banyak juga speed boat tua yang dipaksa digunakan. Sehingga ketika menghadapi ombak terkadang membuat nyali menjadi ciut.

Kondisi mesin menjadi salah satu yang paling krusial. Speed boat yang memiliki mesin yang sering bermasalah akan menghambat saat dalam perjalanan. Tak jarang mesin tersebut mendadak mati dan harus susah payah dihidupkan oleh ABK dan terkadang tak nyala sama sekali sehingga berlayar dengan mesin tersisa.

Saya ingat dalam sebuah perjalanan menggunakan moda transportasi speed boat ini yang paling dikenang. Dalam perjalanan dari Jailolo Kabupaten Halmahera Barat ke Ternate, dari tiga mesin speed boat dua mengalami masalah dan hanya 1 yang normal.

ABK berusaha sekuat memperbaiki mesin. Semua berbekal pengalaman. Di tengah laut antara Jailolo dan Pulau Moti di mana di jalur ini ombak terkenal ganas.

Kami terombang-ambing sekitar 30 menit. Semakin diusahakan semakin runyam. Mesin tak hidup. Pada akhirnya Tim SAR datang dan mengawal hingga speed boat sampai ke pelabuhan Dufa-dufa.

Bermasalahnya mesin sering menjadi kajian utama bagi penumpang di atas laut. Tak jarang kepanikan terjadi apalagi yang sedikit bernyali kerupuk. Padahal stabilisasi speed boat berada di mesin. Ketika mesin normal maka tak banyak oleng dan aman.

Sebagai catatan, ketika melakukan perjalanan hendaklah melihat lebih jeli kondisi speed boat dan mesin. Walau tak semua mesin dalam speed boat bermasalah menimbulkan kecelakaan. Justru selama ini tingkat keamanan dan kepercayaan pada moda ini masih tinggi. (Akan dibahas pada artikel lainnya)

Berikutnya terlalu berani. Banyak dari oknum ABK yang terlalu berani berlayar walau dalam kondisi berombak sekalipun. Sekalipun ada peringatan dari syahbandar atau BMKG.

Pengalaman mendorong para oknum ABK ini bertindak lebih. Padahal bisa saja keputusan mereka bernasib apes. Dan keselamatan penumpang jadi terancam. 

Selain faktor di atas masih banyak faktor lainnya. Akan tetapi bagi saya hal terpenting dari semua ini adalah perlunya sertifikasi pengalaman dan keterampilan bagi ABK agar layak dan mempuni dalam mengoperasikan speed boat.

Pernah ada wacana tentang ini akan tetapi ini karena banyaknya laka laut yang melibatkan speed boat. Namun wacana sekadar wacana dan tak pernah terealisasi apalagi jika wacana tersebut sudah mendapat tantangan.

Sertifikasi bagi saya sangat penting untuk memberikan pengetahuan bagi para ABK. Sebab kebanyakan ABK hanya bermodal pengalaman dan dengan tingkat pendidikan yang masih rendah. 

Sertifikasi dapat menjadi penilaian dan legalitas bagi pemilik maupun ABK untuk bisa beroperasi  Sebab dengan sertivikasi, seorang ABK dikatakan layak mengemudikan speed boat.

Sebagai informasi, kebanyakan speed boat bernaung dibawah koperasi atau berdiri sendiri atau satu pemilik memiliki beberapa speed boat. Yang kedua ini lebih banyak.

Sementara mekanisme perekrutan ABK didasarkan pada pengalaman seseorang yang akan ditunjuk sebagai kapten baik kenalan, kolega, keluarga hingga anak-anak yang berasal dari kampung tersebut.  

Sebenarnya, bisnis ini memberikan kontribusi lapangan kerja bagi anak-anak terutama yang putus sekolah. Banyak dari mereka direkrut bekerja dan diberikan upah sesuai pendapatan perbulan. Tergantunf pembagian dan berapa persen yang mereka terima.

Sehingga dengan sertifikasi, Hal ini juga akan menguatkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi ini serta mendorong dan menekan laka laut yang banyak menghilangkan nyawa.

Apapun itu, semua lini harus diperbaiki sebab transportasi ini adalah moda utama pergerakan manusia dari pulau satu ke pulau lain. Kekuatan utama adalah kepercayaan dan keamanan yang menjadi landasan penumpang. 

Transportasi ini bagi saya sejauh ini masih aman, namun tidak semerta-merta perihal hulu diabaikan. (Sukur dofu-dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun