"Dua speed boat bertabrakan di Perairan Obi. Dua nyawa melayang."Â
Petikan di atas menghiasi media online maupun media cetak dua hari ini di Maluku Utara. Berbagai kronologis diungkapkan ke publik yang mengundang perhatian publik.
Selain itu, beredar juga video-video sebelum dan sesudah kecelakaan di media sosial.
Dalam video yang beredar, nampak dua speed boat tersebut ugal-ugalan saling salip di laut yang luas itu. Sementara di video lain, menunjukan speed boat yang terbalik sambil dilakukan evakuasi oleh nelayan. (1)
Kejadian ini menambah deretan kecelakaan laut yang melibatkan moda transportasi satu ini. Baik antara speed boat dan speed boat, maupun kapal yang lebih besar dengan berbagai macam laka laut. Terbalik, kelebihan penumpang, tabrakan, kebakaran, dll.
Speed boat sendiri merupakan moda transportasi antar pulau yang paling sering digunakan oleh warga di Maluku Utara. Selain karena kecepatan (efisiensi waktu), murah, juga dapat menjangkau berbagai pelosok pulau yang tak dapat dijangkau oleh kapal-kapal besar bahkan pulau yang tak memiliki pelabuhan labuh sama sekali.
Tipe-tipe speedboat pun beragam. Ada yang berkapasitas 10 hingga di atas 70 orang. Tipe dengan kapasitas paling kecil melayani rute paling dekat misalnya antara Kota Ternate dan Tidore yang hanya ditempuh dengan durasi tak sampai 15 Menit.
Sementara kapasitas penumpang 15-20 melayani rute sedang. Yakni 1 jam sampai 1 setengah jam semisal antara Ternate dan Sofifi, begitu juga sebaliknya. Sedangkan kapasitas di atas 30 penumpang, dapat menempuh jarak yang lumayan. Antara 2 sampai 3 jam.
Kecepatan dan efisiensi menjadikan moda transportasi laut ini sebagai pilihan utama warga di Maluku Utara.Â
Jam operasi moda transportasi ini beragam. Bisa dari pagi hingga malam bahÄ·an bisa di atas Jam 1 malam. Tak terbatas, apalagi jika ada penumpang yang mencarter. Jam berapapun pasti dioperasikan.