"Iya. Biasa om-om. Sering datang jemput terus ke penginapan ," Jelasnya.
Pantas saja malam ini begitu sepi. Lampu-lampu taman tak menunjukan ada orang-orang seperti biasa. Hanya ada sedikit kerumunan laki-laki dewasa dan perempuan-perempuan di deretan kegelapan yang tak dijangkau lampu taman.
Di Lokasi ini sering dikenal dengan swering. Tepat berada di bibir pantai. Sebuah lokasi yang berdekatan dengan pelabuhan Besar kata masyarakat sini. Lebih tepatnya Pelabuhan A. Yani sebelah selatan dan kantor Walikota sebelah Utara.
Swering bagai pelaku dari sejarah perjalanan Kota Ternate. Dari era VOC hingga sekarang. Lokasi ini masih tetap sama. Hanya lebih di perindah oleh pemerintah Daerah.
Jalan ini, salah satu pusat bisnis dan kreasi. Di depanya berjejeran berbagai toko dari buah tangan hingga konstruksi. Di belakang pertokoan tersebut di kenal dengan kampung Arab. Mayoritas berpenduduk Arab.
Asal-usul kehadiran mereka belum mampu terpecahkan dalam catatan sejarah. Sejak kapan mendiami lokasi yang sekarang di kenal Kelurahan Falajawa 1 tersebut.
Sebuah keunikan dalam arti. Falajawa dalam bahasa Ternate berarti Fala (rumah), Jawa. Atau rumah Jawa atau perkampungan Jawa.
Swering adalah salah satu dari sekian lokasi rekreasi di Kota Ternate. Menimati sejuknya udara dan air asin. Atau lokasi joging dan batobo (berenang).
Pagi dan sore begitu di padati warga yang hendak batobo, swafoto, pacaran hingga aktivitas lainnya. Â Deretan karang-karang transpalantasi beberapa tahun silam sudah berkembang membuat warga menjadikan lokasi ini sebagai lokasi faforit snorkling, diving dan batobo.Â
Namun pada malam hari, lokasi ini jarang dikunjungi. Karena satu label kurang mengenakan tersemat. Yakni manhkalnya para PSK.Â
Aku tak buru-buru menjustise. Walau di tempat ini, sudah begitu tenar. Kelas mereka berbeda dengan yang ada di hotel-hotel, Pub atau kelas pelajar.Â