Semua makanan ini kemudian disusun memanjang di halaman masjid. Di susun rapi di mulai dari posisi imam masjid, badan sara,tokoh adat dan pemerintah desa. Barulah masyarakat biasa.
Setelah semua makanan sudah siap. Maka para pria kemudian mengambil tempat. Lucunya banyak yang berburu lauk-lauk enak terkecuali para imam, badan sara hingga toko adat.Sehingga banyak yang berpindah-pindah tempat.
Terkadang masyarakat yang dapat lauk enak semisal ayam opor namun karena kondisi gigi yang tak mendukung akhirnya memilih bertukar ayami dengan orang disebelahnya.Â
Banyak sekali kelucuan sebelum acara syukuran dimulai. yang pada intinya merupakan bagian yang luar biasa dari pruralisme kebudayaan.
Acara pengajian akan dimulai ketika semua susunan piring sudah di isi oleh masyatakat. Pengajian berkisar sejam.Â
Setelah selesai, masyarakat belum langsung menyantap hidangan. Tetapi masih ada penyampaian atau kultum dari para pemuka agama ataupun imam. Isinya tentang rencana dan himbauan yang berkaitan dengan agenda masjid dan kemsyarakatan. Terutama larangan-larangan soal miras dll.
Acara ini akan selesai sekira sejam kemudian. Masyarakat yang datang kemudian mengangkut piring-piringnya ke rumah masing-masing.
Setiap daerah memiliki prosesi berbeda-beda terutama penyajian makanan. Di Ternate misalnya, sebagai kota pusat aktivitas baik ekonomi, politik dan sosial, proses perayaan khataman qur'an jauh berbeda dengan yang ada di desa.
Setelah selesai Ba'dah Isya barulah makanan tersebut diangkut oleh para jamaah atau remaja masjid. Tidak ada spesifikasi makanan apa yang harus disajikan layaknya di Desa. Pun dengan jumlah yang hadir, tidak semua masyarakat hadir untuk sukuran khatam Qur'an.Â