Jika yang hobi memancing, pergerakan arus laut di sini sangat cocok untuk menyalurkan hobi memancing. Potensi ikan karang sangat melimpah karena terawatnya terumbuh karang dan adanya hutan bakau yang mulai dilestarikan oleh masyarakat setempat.Â
Dulu karang-karang di sini mengalami kerusakan yang fatal akibat pengeboman, namun sejak 10 tahun terakhir sudah ada kesadaran dan gerakan untuk melindungi potensi yang terdapat di pulau ini.
Mengunjungi Maitara tidak terlalu sulit, sebab jaraknya dapat ditempuh dengan cepat. Jika dari Tidore kita dapat menggunakan kapal kayu dengan biaya sewa sebesar Rp 5000 dengan waktu tempuh 5 menit. Sementara jika dari Kota Ternate, terdapat alternatif yakni menggunakan speed boat atau motor kayu.Â
Kebanyakan masyarakat menggunakan motor kayu karena ini merupakan transportasi utama warga Maitara. Biaya yang dikeluarkan perorang ialah Rp 10.000 dengan waktu tempuh 10 menit. Sementara speed boat kita harus merogok kocek Rp 100.000 dengan jumlah penumpang 5-10 orang. Jika disewa maka biaya yang dikeluarkan ialah Rp 200.000 untuk pulang-pergi.
Terdapat dua alternatif, yang pertama dapat langsung ke tempat wisata, sedangkan kedua turun di dermaga utama. Kebanyakan warga turun di dermaga utama dan berjalan ke lokasi wisata utama selama 15 menit dengan kondisi jalan desa yang dialokasikan dari dana desa.Â
Hal ini karena motoris sengaja menurunkan penumpang di dermaga utama ketimbang di dermaga wisata karena dapat merusak karang. Kondisi ini sudah menjadi ketentuan umum.
Salah satu motoris berkata bahwa kondisi karang sedang dalam tranplantasi oleh warga sehingga untuk mendukung gerakan tersebut, setiap kapal dilarang berlabuh di pelabuhan tersebut.
Pantai yang asri dengan pemandangan kota Ternate, Pulau Hiri dan Tidore adalah bonus yang luar biasa. Hembusan angin sepoi-sepoi berkawan dengan halusnya pasir putih yang mengelilingi sepanjang garis Pulau Maitara menambah nikmat berwisata.