Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Asah dari Rentuhan

26 Desember 2020   02:11 Diperbarui: 26 Desember 2020   02:22 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegigihan mereka membangun negeri dari pelosok sungguh patut diacungi jempol. Mereka yang juga sebagian dari luar Maluku relah datang dan tinggal berbulan-bulan untuk memberikan dan memotivasi anak-anak desa yang jauh tertinggal di dunia pendidikan. Salah satunya di rumah baca yang kami dirikan dengan masalah krusial yang kami hadapi.

Dok. Arman Panigfat
Dok. Arman Panigfat
Yap. Setelah pengurusakan rumah baca karena suatu sebab, Arman Panigfat dan sang istri (Fatma Taher) yang sedari awal berjuang keras mendirikan dan mengajarkan anak-anak desa Waitamua Kabupaten Kepulauan Sula tak patah semangat.

Papan nama sisa peninggalan rumah baca Tinta Manuru kemudian di ambil dan diletakan di teras rumah milik orang tua Arman Panigfat.

Keduanya melanjutkan proses belajar mengajar di rumah tersebut. Walau tidak seintens sebelum pengrusakan rumah baca. Sambil mengajar mereka sembari menimbang langkah selanjutnya mendirikan bangunan rumah baca.

Kadang mereka dirundung pilu ketika anak-anak desa menanyakan perihal kapan bisa belajar lagi. " Kasihan,anak-anak sering tanya kapan beta (saya)  deng (dan) Fat bisa ajar lagi, saya tidak tau mau jawab apa," Ujarnya di suatu kesempatan.

Arman sendiri tak menampik bahwa kondisi ini mengalami kemuduran yang sangat vital. Padahal selama dua tahun berdiri, sudah terdapat progres yang begitu luar biasa. 

Anak-anak rumah baca sudah mempunyai sebuah lingkungan ilmiah yang mendorong mereka berekspresi dan belajar di luar sekolah. Mereka sudah terbentuk secara disiplin. Mempelajari banyak bahasa dan sedikit demi sedikit membentuk mental.

Namun, akibat pengrusakan tersebut, semua kembali berubah. Anak-anak, Kata Arman, menjadi tak terkontrol. Sudah kehilangan gairah belajar yang sebelumnya sudah terbangun.

Dok. Arman Panigfat
Dok. Arman Panigfat
"Banyak orang tua mengeluh, karena anak-anak mereka sudah tak lagi belajar. Dong (mereka) marah  juga pada pihak yang melakukan pembongkaran rumah baca" ujarnya.

Kehadiran para relawan kemudian menumbuhkan harapan tersendiri. Baik bagi kami hingga anak-anak. saya sendiri begitu riang. Sementara anak-anak nampak begitu antusia dari video pendek yang saya saksikan.

Berbagai permainan hikmat diikuti. Sementara para orang tua juga sesekali ikut andil dalam game-game yang dimainkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun