Terlepas dari itu semua, sebentar lagi itu akan menjadi catatan bersama waktu. Ia akan tersimpan rapi di hidup yang bakalan diceritakan atau di tulis kemudian.
Di 2020, selain catatan pribadi, catatan perjalanan bangsa juga cukup unik. Di mulai dari acuhnya pemerintah menganggap enteng virus corona, politik, korupsi hingga sosial.
Di tahun ini selain virus corona, dinamika yang paling mengemuka ialah Politik. Pertama, pilkada yang dijalankan atau dilaksanakan di saat masa pandemi belum berakhir.Â
Pro dan kontra selalu mengemuka hingga pergelaran ini selesai. Kontranya karena pemerintah, penyelengara, kandidat hingga masa tak mampu menerapkan yang namanya protokoler kesehatan hingga gelontoran biaya pilkada.
Walaupun pada tahapannya, banyak gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi karena  ketidakpuasan hasil pemilihan.Â
Kedua, Pengesahan UU Omnibuslaw yang pada akhirnya menuntut masyarakat, buruh dan mahasiswa turun ke jalan. Mereka menetang keputusan pengesahan tersebut karena penilaian bahwa negara dibawah ke jurang kehancuran.Â
Demonstrasi pun cukup epik. Apalagi banyaknya tindakan anarkisme yang terjadi. Yap anarkisme. Di tahun 2020, yang satu ini kembali mengemuka yang banyak terjadi didaerah-daerah maupun nasional.
Ketiga, pergantian kabinet karena imbas dari adanya praktek korupsi para menteri. Hal yang disesalkan terutama pada kondisi pandemi.
Korupsi Bansos dan Benih lobster adalah yang paling santer karena merugikan negara puluhan milyar rupiah. Alhasil, menteri diganti dan menghadirkan wajah-wajah baru. seperti Kesehatan, Sosial,Parawisata, Sosial dan KKp
Menjadi menarik ialah masuknya Sandiaga Uno kedalam kabinet. Kondisi dimana dalam kabinet ini lawan politik masuk struktur. Politik adem ayem.Â
Tentunya di 2021 masih ada harap dan tujuan yang ingin di capai. Menikah misalnya, salah satu hal yang tak pernah saya pikirkan selama ini karena ambisi lain yang menggebu. Ya berharap aja ketemu jodoh wkwkw