Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Datang 2021, Selamat Jalan 2020

30 Desember 2020   20:46 Diperbarui: 27 April 2021   05:43 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyambut tahun baru 2021. | Sumber : Kompas.com

Peradaban berjalang seiring waktu, dari situ lahir banyak peristiwa ataupun prestasi. Pun dengan penulis, banyak hal yang terjadi dan berkesan di 2020. Tentang diri, pemikiran, wawasan hingga capaian. 

Walaupun, di tahun 2020 Banyak problem terjadi secara global maupun secara lokal. Terutama adanya virus bernama Corona yang hadir membuyarkan banyak agenda dan hingga kini belum menunjukan tanda-tanda selesai.

Di tengah keterbatasan, ini adalah tahun yang unik. Tahun di mana ada capaian-capaian yang terjadi. Selain itu, catatan perjalanan bangsa bernama Indonesia juga cukup banyak terjadi.

Secara pribadi di tahun ini penulis mewujudkan beberapa mimpi. Diantaranya menyelesaikan studi di tengah ketidakpastian. Pada bulan Januari 2020, sekembali dari lokasi penelitian, saya kemudian menyusun naskah ilmiah yang ditinggalkan sejak 2018. Baru pada pertengahan Juni 2019, semua diseriusi kembali. Turun ke lapang awal Agustus 2019 dan kembali ke Kampus Januari 2020. 

Di bulan Januari ini, saya kemudian getol mengolah hasil penelitian dan intens melakukan konsultasi hingga pada awal Maret. Namun, nasib melakukan seminar justru terkendala. Negara menerapkan Lockdown karena adanya wabah virus Corona. Pun dengan kampus dan mengarahkan pendidikan berbasis IT. 

Virus yang terjadi di Wuhan Cina ini pada akhir Desember 2019 sebenarnya sudah mengemuka. Namun Indonesia baru benar-benar serius di akhir Februari. Sikap acuh dan sedikit memandang remeh di awal oleh pemerintah adalah sebuah kondisi yang dinilai sangat fatal.

Apalagi kebanyakan kebijakan-kebijakan yang tak tepat sasaran. Bisa dibilang disinilah saya menilai kita masih lemah perihal kesehatan dan sistem birokrasi. Utamanya terkait lintas koordinasi.

Penerapan Lockdwon oleh kampus akhirnya menunda harapan saya melakukan seminar. Bukan apa-apa, hanya saja yang membuat sedikit kwatir ialah ini semester terakhit saya. Jika selesai maka apes akhirnya. Kena drop Out.

Ditengah keputusasaan karena beban harapan agar semua baik-baik saja, saya kemudian mengisi waktu mempelajari kembali setiap detail karya ilmiah yang saya kerjakan. Sembari membuka kembali akun Kompasiana.

Saya mulai menulis seperti kebanyakan orang di saat pandemi.  Akun yang saya buat 2017 silam seakan asing sekali. Terakhir menulis saya ingat ketika di lokasi penelitian. Saya tak terhitung produktif. Lihat saja jumlah artikel, baru 220.

Bedanya, di masa pandemi ini, saya menulis one day one articel. Bahkan tak jarang one day, two articel. Saya kembali mencintai dunia ini dengan menetapkan passion. Utamanya di jurnalisme warga.

Saya mengulik kembali catatan-catatan perjalanan saya sembari mempelajari berbagai macam teknik penyajian. Walaupun pada perjalanannya saya sering typo. Bahkan sampai sekarang.

Tiba di bulan Juli akhir, saya kemudian diijinkan melakukan seminar hasil. Ya tentu saja dilakukan secara daring. Apalagi kondisi pendidikan sejak pandemi mengharuskan dunia pendidikan beradaptasi.

Salah satu masalah utama ialah kekuatan internet dan ketenangan kosan. Apesnya, saat mau seminar, kosan yang saya tempati direnovasi. Alhasil saya sampai harus ke Cikarang.

Di bulan Agustus, saya semakin termakan penasaran. Bahkan banyak pikiran. Ini bulan terakhir saya harus menyelesaikan pendidikan. Minimal melakukan ujian tertutup. 

Tentu dalam perjalanan tidak seindah yang dibayangkan. Banyak masalah yang membuat diri termakan harap. Bahkan stres. Apalagi saat tau, zona merah sudah mengintai. 

Baca Juga: Tahun Baru dan Harapan Baru

Dan, setiap masalah ada jalan. Setiap ujian ada hikmah. Di akhir Agustus saya berhasil menyelesaikan tahapan ujian dan dinyatakan lulus.

Bahagia tentu saja, berawal dari sebuah kecelakaan menguntungkan berakhir dengan sebuah capaian. Tentu capaian ini begitu bermakna karena ada banyak peristiwa di dalamnya.

Di periode November lagi, lagi dikejutkan dengan masuknya penulia dalam nominasi best in citizen jurnalism. Walau belum memenangkan anugrah tersebut tetapi ada banyak keuntungan yang didapatkan. Terutama soal pertemanan di kompasiana.

Saya akhirnya mengenal banyak dari mereka. Bertukar pikiran dan diskusi-diskusi alot. Di luar itu, ada penghargaan dari teman-teman di Maluku Utara. Ucapan selamat dan tawaran job hadir tak habis-habisnya.

Perjalanan 2020 sebenarnya masih sangat banyak dicapai dan maupun hilang yang tak mungkin dijelaskan satu persatu. Misalnya banyak orang-orang terdekat yang lebih dulu dipanggil Tuhan, banyak penghargaan individu dan banyak pula tawaran Job.

Terlepas dari itu semua, sebentar lagi itu akan menjadi catatan bersama waktu. Ia akan tersimpan rapi di hidup yang bakalan diceritakan atau di tulis kemudian.

Di 2020, selain catatan pribadi, catatan perjalanan bangsa juga cukup unik. Di mulai dari acuhnya pemerintah menganggap enteng virus corona, politik, korupsi hingga sosial.

Di tahun ini selain virus corona, dinamika yang paling mengemuka ialah Politik. Pertama, pilkada yang dijalankan atau dilaksanakan di saat masa pandemi belum berakhir. 

Pro dan kontra selalu mengemuka hingga pergelaran ini selesai. Kontranya karena pemerintah, penyelengara, kandidat hingga masa tak mampu menerapkan yang namanya protokoler kesehatan hingga gelontoran biaya pilkada.

Walaupun pada tahapannya, banyak gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi karena  ketidakpuasan hasil pemilihan. 

Kedua, Pengesahan UU Omnibuslaw yang pada akhirnya menuntut masyarakat, buruh dan mahasiswa turun ke jalan. Mereka menetang keputusan pengesahan tersebut karena penilaian bahwa negara dibawah ke jurang kehancuran. 

Demonstrasi pun cukup epik. Apalagi banyaknya tindakan anarkisme yang terjadi. Yap anarkisme. Di tahun 2020, yang satu ini kembali mengemuka yang banyak terjadi didaerah-daerah maupun nasional.

Ketiga, pergantian kabinet karena imbas dari adanya praktek korupsi para menteri. Hal yang disesalkan terutama pada kondisi pandemi.

Korupsi Bansos dan Benih lobster adalah yang paling santer karena merugikan negara puluhan milyar rupiah. Alhasil, menteri diganti dan menghadirkan wajah-wajah baru. seperti Kesehatan, Sosial,Parawisata, Sosial dan KKp

Menjadi menarik ialah masuknya Sandiaga Uno kedalam kabinet. Kondisi dimana dalam kabinet ini lawan politik masuk struktur. Politik adem ayem. 

Tentunya di 2021 masih ada harap dan tujuan yang ingin di capai. Menikah misalnya, salah satu hal yang tak pernah saya pikirkan selama ini karena ambisi lain yang menggebu. Ya berharap aja ketemu jodoh wkwkw

Di tahun  baru 2021 secara kebangsaan saya menilai, dinamika dan manuver partai politik akan semakin memanas. Terutama kaitannya dengan Pilpres 2024.

Secara pembacaan, reshufel kemarin sudah menunjukan sedikit wajah. Saya melihat ini sebagai pembentukan kekuatan baru. Partai-partai pemenang akan getol melakukan perlawanan sementara partai oposisi memulai pergerakan. Akan sangat menarik menantikan ini semua.

Hal besar yang paling kuat terjadi adalah perbaikan ekonomi dan sub-sub pendukung ekonomi imbas dari efek pandemi. Pemerintah akan melakukan berbagai stimulus ekonomi demi menyokong penguatan PDB. 

Invetasi juga mulai digalakan apalagi dengan sudah disahkannya UU Omnibuslaw. Penerapan UU ini bagi saya sendiri akan jalan pada tahun 2021 yang pada akhirnya akan melahirkan gelombang demonstrasi yang lebih haibat.

Apapun itu, di tahun baru 2021 harapannya pandemi cepat berakhir dan dinamika yang terjadi dapat menguatkan perjalanan setiap orang maupun bangsa secara keseluruhan. (Sukur dofu-dofu, mari bakupukul di kolom komentar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun