Keberuntungan Cici untuk keluar dari bisnis prostitusi juga tak mudah. Ia dan suaminya dihadapkan dengan berbagai kondisi. Kondisi diri sendiri dan kondisi lingkungan.
Cici berkenalan dengan sang suami di sebuah pub. Dari perkenalan itu, kemudian terjalin hubungan cinta. Cici yang berprofesi sebagai pekerja seks panggilan awalnya tak begitu serius. Toh ia beranggapan, hubungan seperti ini perihal seks.Â
Ia pun tak pernah memikirkan akan menjalani kehidupan normal. Membangun keluarga maupun memiliki anak.
Keseriusan sang suami membuahkan hasil. Setelah 2 tahun, sang suami membayar lunas semua hutang-hutangnya. Ia bebas, dan pergi meninggalkan hiruk pikuk dunia malam.
Kehidupan sebagai manusia normal tak lantas berjalan begitu saja. Ia sebagai mantan PSK selalu mendapat stigma buruk. Bagi ia sendiri tidak masalah, tetapi psikologi tentu saja hinggap. Terutama pada ketiga anak-anaknya. Â
" Anak-anak saya, sering bertanya mengenai masa lalu saya yang didengar oleh mereka di lingkungan luar. Di situ saya kesal. dan mencoba memberikan pemahaman."
Pernah suatu waktu, saat sedang ke mall ia bertemu langganannya ketika masih bekerja sebagai wanita penghibur. Sang langganan dengan sembrononya bertanya dengan remeh. "Tumben menikah, sudah tak esek-esek lagi?" ujar cici mengulang ucapan tersebut.
Ia terpukul. Apalagi, ia sedang bersama anak-anak. Kondisi itu sempat membuat ia hancur. Dan larut dalam kesedihan. Ia bahkan sering menghadirkan dosa-dosa di pikirannya. Tentang tubuhnya yang sudah digerayami banyak pria.
Beruntungnya sang suami begitu getol memberi dukungan dan motivasi. Pendekatan religius diterapkan. Bagi sang suami kata Cici, hidup di belakang adalah pelajaran. Hidup ke depan adalah tujuan. Semua manusia bukan orang suci, memperbaiki diri lebih mulia ketimbang larut dalam kesalahan.
*
Banyak dari narasumber yang berkawan dan saya temui "terpaksa" menjalani profesi sebagai PSK hadir dari berbagai latar belakang masalah berbeda-beda. Masalah ekonomi yang utama, masalah kekecewaan dari hubungan seperti kehilangan kesucian hingga perceraian.Â