Kehilangan orangtua berarti kehilangan kasih sayang. Namun dari perjalanan demi perjalanan ia kemudian membentuk dirinya menjadi lebih kuat. Belajar sedikit demi sedikit mengontrol perasaan walaupun terkadang ada faktor yang sering membuat ia begitu down.
"Belajar dari perjalanan orangtua jadi semakin menua semakin takut jadi semakin hati. Apalagi, banyak manusia yang bertopeng," ujarnya.
Riska kemudian memotivasi diri menjadi lebih baik. Mempelajari banyak hal dan mengesampingkan perihal perasaan kasih sayang yang sering menghantui. Baginya kebahagiaan orangtua, terutama ibunya adalah yang utama. Apalagi di tengah kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan.
Baginya, apa yang sudah terjadi sudah menjadi takdir. Toh, hidup harus dijalani walau miskin kasih.Â
**
Riska dan Dayat hanyalah dua anak dari jutaan anak-anak yang merasakan beratnya kehidupan sebagai anak broken home di Indonesia. Fenomena yang hingga saat ini masih menjadi masalah serius di Indonesia di mana, angka perceraian setiap tahun begitu tinggi. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H