Suasana itu di nikmati hingga pukul 03.00 Pagi. Terhitung 7 Picers bir habis, dan mereka 3 kali berhubungan badan dengan beberapa ladies lain karena fantasi yang begitu tinggi.Â
Biaya yang dikelurakan malam itu mencapai 26 juta. Dan bagi ketiganya, itu bukanlah apa-apa. yang terpenting adalah kepuasan dan kenikmatan yang dirasakan.
"Uang itu di cari untuk dihabiskan. Terpenting jatah istri dan anak-anak sudah di buka. Sisahnya ya bagi-bagi rejeki. Kalau habis, cari lagi," celoteh Pongki yang sudah mabuk berat.
Dunia malam bagi ketiganya adalah fantasi yang harus di jajal sebelum mereka tua dan bertobat. Bagi mereka kepuasaan adalah keutamaan. Selain itu, agar mereka paham bagimana seluk beluk dunia malam.
"Apa tidak takut kena HIV," tanyaku. "Tenang saja, selama memakai pengaman pasti aman," Jelas pongki dengan percaya diri.
**
Lain halnya dengan Pongki, Angki dan Rangga. Cerita Dani dan Yadi juga cukup unik. Daniel seorang kontraktor besar yang bergerak di bidang kesehatan.
Ketika lobi-lobi proyek berhasil, ia habiskan fee awal di diskotik favoritnya. Tempat ini cukup hight class. Selain diskotik, juga ada mall dan apartemen mewah.Â
Dani sendiri berujar, jika tender berhasil ia pertama-tama akan membalas hasil loby dengan membawa teman-temanya ke club. Mereka adalah para Kadis atau pihak dinas tempat ia memenangjan proyek.
"Itu kadis-kadis, saya sewa room karaoke terus saya servis. Saya kasih kenyamanan," Ujarnya.
Di dalam room karaoke yang super mahal, ia datangkan perempuan-perempuan seksi kemudian di pilih sendiri oleh tamunya. Minuman-minuman berlabel ia beli. Dan mereka berkaraoke hingga puas.