Di daratan Halmahera bahkan lebih, karena seorang petani bisa memiliki 1000-an lebih pohon kelapa. Maka bayangkan saja berapa lama melakukan panen.
Kelapa yang sudah habis di petik kemudian di ley atau kumpulkan satu persatu di dari bawah setiap pohon yang di panjat sebelumnya. Titik pengumpulan biasanya di dekat Para-para. Kegiatan ini bisa berjalan berhari-hari. Alat yang digunakan bisa menggunakan parang, dan memakai saloy.
Perbaikan biasanya pada tiang sangga utama sebab sering terbakar api. Jika tidak dilakukan perbaikan maka dikhawatirkan pada saat daging kelapa di asapi, para-para bisa jebol.
Kegiatan selanjutnya ialah pembelahan dan pemisahan daging dan cangkang kelapa; Felliwit. Kegiatan ini dilakukan setelah petani merasa kelapa yang di panen sudah mencapai target.
Di kampung saya, mereka akan melakukan pembelahan ketika sudah mendekati 1-2 Ton. Memang terbilang sedikit sebab mayoritas petani saat ini tidak lagi melakukan peremajaan dan memilih mengganti pohon kelapa dengan cengkih atau pala.
Selain itu untuk mencapai angka 1-2 ton, dilakukan dua kali proses panen selama 3 bulan sekali. Pada bulan ke 6 barulah dilakukan pembelahan.
Setiap petani yang akan melakukan pembelahan atau filliwet akan terlebih dulu mengajak (basiloloa) petani kelapa lain 1 minggu atau H-3 sebelumnya agar petani yang diajak tidak punya jadwal lain pada hari H.
Uniknya si petani yang mengajak orang lain dalam pembelahannya wajib membayar dengan melakukan hal yang sama ketika petani yang diajaknya nanti melakukan pembelahan.Â
Tidak ada denda bagi yang menolak. Jika petani merasa tidak bisa membalas atau ikut serta dalam pembelahan orang yang sudah dia ajak, maka petani bisa menggantinya dengan kegiatan lain diluar pembelahan.