Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pohon Aren, dari Cap Tikus ke Gula Merah

2 Agustus 2020   17:39 Diperbarui: 3 Agustus 2020   15:18 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di gubuk pembuatan gula merah. Dokpri
Di gubuk pembuatan gula merah. Dokpri
Rasa manis dari saguer, alias bahan mentah dari pohon aren ini adalah rasa alami. Namun ketika sudah diolah ke gula merah akan lebih manis. Rasanya juga pekat dan agak berlendir di kerongkongan.

"Jangan minum banyak-banyak nanti pusing," papa piara mengingatkan. 

Rasa penasaran yang tinggi membuat saya harus melakukan interogasi. Naluri wartawan saya keluar, apalagi pembahasan seperti ini jarang diangkat ke media karena tertutupi oleh berita Politik.

Setelah minum saya kemudian menengok pohon aren. Walaupun sudah sering saya lihat tetapi rasa penasaran saya lebih ditujukan ke bagaimana cara mereka mengambil air nira dari pohon aren ini.

Dokpri. Pohon Aren
Dokpri. Pohon Aren
Dalam proses pengambilan nira pohon aren, masyarakat menggunakan sebuah bilah bambu yang berukuran seragam ditempelkan pada pangkal buah yang sudah disayat. 

Masyarakat sudah tahu mana pangkal yang menghasilkan nira dan mana yang tidak. Sebab, terdapat dua jenis pangkal yakni betina dan jantan. Proses penampungan air nira ini bisa berlangsung 24 jam. 

dokpri. Wadah menampung nira dari pangkal
dokpri. Wadah menampung nira dari pangkal

Dokpri
Dokpri
Saya kemudian kembali ke gubuk. Dan mengobrol asik dengan ibu pengolah gula merah. Tentu saja sambil mengobrol, gelas air gula penuh terus.

Proses pembuatan gula merah bisa berlangsung seharian penuh dan harus terus di pantau dan diaduk agar merata. Selain itu volume api terus dijaga. Menurut bu Yati, Jika api kecil atau mati maka adonan gula merah akan mengeras sebelum jadi.

Beliau terus berjaga di samping wajan yang terbuat dari batang pohon yang dibuat lingkaran dan diletakan di atas penutup drum dan memastikan semuanya berjalan baik. Yang unik dari tungku perapian ini ialah, mereka menutupi celah tungu menggunakan tanah agar api terkonsentrasi dan tidak keluar. 

Dokpri. Tungku pembuatan gula merah
Dokpri. Tungku pembuatan gula merah
bahan bakar pembuatan gula merah. Dokpri
bahan bakar pembuatan gula merah. Dokpri
Tungku perapian tersebut di tingginya kira-kira 50 CM. tungku ini terbilang unik dan hanya terdapat sedikit celah untuk memasukan kayu. Hal itu dilakukan agar temperatur api terjaga karena jika tidak maka air nira yang dimasak bakal lama dan mengeras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun