"Jangan minum banyak-banyak nanti pusing,"Â papa piara mengingatkan.Â
Rasa penasaran yang tinggi membuat saya harus melakukan interogasi. Naluri wartawan saya keluar, apalagi pembahasan seperti ini jarang diangkat ke media karena tertutupi oleh berita Politik.
Setelah minum saya kemudian menengok pohon aren. Walaupun sudah sering saya lihat tetapi rasa penasaran saya lebih ditujukan ke bagaimana cara mereka mengambil air nira dari pohon aren ini.
Masyarakat sudah tahu mana pangkal yang menghasilkan nira dan mana yang tidak. Sebab, terdapat dua jenis pangkal yakni betina dan jantan. Proses penampungan air nira ini bisa berlangsung 24 jam.Â
Proses pembuatan gula merah bisa berlangsung seharian penuh dan harus terus di pantau dan diaduk agar merata. Selain itu volume api terus dijaga. Menurut bu Yati, Jika api kecil atau mati maka adonan gula merah akan mengeras sebelum jadi.
Beliau terus berjaga di samping wajan yang terbuat dari batang pohon yang dibuat lingkaran dan diletakan di atas penutup drum dan memastikan semuanya berjalan baik. Yang unik dari tungku perapian ini ialah, mereka menutupi celah tungu menggunakan tanah agar api terkonsentrasi dan tidak keluar.Â