Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Saya Pernah Menjadi Simpatisan Politik Garis Keras

28 Juli 2020   23:19 Diperbarui: 4 Agustus 2020   07:34 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku-suku besar ini kadang-kadang pecah menjadi beberapa bagian dan mengikrarkan diri dengan kandidat-kandidat lain. Jika sudah demikian maka sudah tentu Pemelihan kepala daerah akan berujung konflik baik sara maupun fisik.

Pengalaman menjadi simpatisan politik memberikan pemahaman mendalam kepada saya sendiri di mana edukasi politik yang rendah akan menghambat kedewasaan dalam berdemokrasi.

Bayangkan saja, saya waktu itu sudah berada di jenjang perguruan tinggi saja harus termakan hasutan-hasutan demi kepentingan beberapa golongan. Lantas bagimana dengan masyarakat awam? tentu lebih fanatik lagi

Tahun 2015 saya menarik diri dari segala bentuk konstentasi politik. Keluar dari partai dan keluar dari Maluku Utara. Tak terlibat lagi dengan sesuatu yang berbau politik bahkan malas menulis tentang politik. 

Hal ini bukan abai pada kondisi politik akan tetapi apa yang di lakukan selama ini adalah bentuk pembodohan terstruktur yang tak perlu dilakukan.

Olehnya itu, tulisan ini semoga memberikan gambaran dari sisi yang berbeda dari umumnya. Hal ini semata-mata untuk mendukung upaya berdemokrasi yang benar dan tak perlu menjadi simpatisan yang fanatik dan merugikan orang lain.

Hal-hal penting perlu di pelajari guna menjadi pegangan agar tidak terjebak pada kepentingan segelintir orang yang bertarung memperebutkan jabatan. Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun