Suku-suku besar ini kadang-kadang pecah menjadi beberapa bagian dan mengikrarkan diri dengan kandidat-kandidat lain. Jika sudah demikian maka sudah tentu Pemelihan kepala daerah akan berujung konflik baik sara maupun fisik.
Pengalaman menjadi simpatisan politik memberikan pemahaman mendalam kepada saya sendiri di mana edukasi politik yang rendah akan menghambat kedewasaan dalam berdemokrasi.
Bayangkan saja, saya waktu itu sudah berada di jenjang perguruan tinggi saja harus termakan hasutan-hasutan demi kepentingan beberapa golongan. Lantas bagimana dengan masyarakat awam? tentu lebih fanatik lagi
Tahun 2015 saya menarik diri dari segala bentuk konstentasi politik. Keluar dari partai dan keluar dari Maluku Utara. Tak terlibat lagi dengan sesuatu yang berbau politik bahkan malas menulis tentang politik.Â
Hal ini bukan abai pada kondisi politik akan tetapi apa yang di lakukan selama ini adalah bentuk pembodohan terstruktur yang tak perlu dilakukan.
Olehnya itu, tulisan ini semoga memberikan gambaran dari sisi yang berbeda dari umumnya. Hal ini semata-mata untuk mendukung upaya berdemokrasi yang benar dan tak perlu menjadi simpatisan yang fanatik dan merugikan orang lain.
Hal-hal penting perlu di pelajari guna menjadi pegangan agar tidak terjebak pada kepentingan segelintir orang yang bertarung memperebutkan jabatan. Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H