Ketiga,Pakai toga dan berfoto
Ada alasan-alasan kenapa mahasiswa lebih memilih wisuda tatap muka. Salah satunya ialah memakai toga kebesaran universitas dan berfoto baik bersama keluarga maupun sahabat-sahabat yang datang khusus mengucapkan selamat.
Saya sendiri sangat bangga mengenakan toga dulu, saking semangatnya toga yang saya pakai terbalik. alhasil semua hasil foto memakai toga yang jadi pasangan setia di dinding rumah mejadi asing. Kadang jadi bahan bulian ketika saat tiba momen wisuda. foto saya akan tersebar di medsos dengan caption,cara memakai toga yang baik dan benar. Sial...
Selain toga momen yang tidak ketinggalan ialah berfoto. Mengabadikan hari kebahagiaan tersebut sebelum terpisah dengan teman-teman lain. Foto itu akan menajdi memori indah pada kehidupan kampus yang pernah di jalananinya
Keempat, momen perkenalan mertua
Yap, momen ini merupakan kesempatan pembuktian akan kokohnya sebuah jalinan cinta. Si Pria akan dintuntut mengenalkan si wanita ke orang tuanya. Begitu juga sebaliknya. Setelah perkenalan akan ada basa-basi, dan foto-foto. Bahkan tak jarang para orang tua melempar jokes, kalau sudah anaknya udah siap kami insha Allah, siap. Ah lebay...
Penagalaman beberapa tahun ini selama menghadiri wisuda kawan-kawan yang kebetulan sepasang kekasih sering mengglitik. Setelah saling mengenalkan sering ada kata sumbang "cie" dari kami untuk menambah dramatisnya momen tersebut.Â
Tak jarang setelah perkenalan akan dibarengi dengan foto bersama, makan bersama, nonton bersama, hingga ke puncak bersama. Bisa dibilang trik ini sangat jitu, beberapa sahabat saya bahkan sudah berlenggang manis ke pelaminan. Recomended lah buat yang benar-benar serius.
Kelima, Penegasan Tingkat Sosial.
Bagi saya sendiri, momen ini sangat penting. Di mana prosesi wisuda secara tatap muka, Â mengukuhkan dan menegaskan starta sosial seseorang dalam bidang keilmuan maupun pada dirinya sendiri. Status sosial dengan sematan gelar dibelakangnya merupakan tanda tanggung jawab. Status itu ketika ada pada momen wisuda.Â
Tanda penegasan-penegasan yang sering saya amati ialah saat wisudawan memosting foto ke media sosial. Foto-foto itu menegaskan sesuatu bahwa ia sudah memiliki gelar. Setelah wisuda, tak jarang saya menemukan orang-orang  yang tak mau menerima undangan ketika tak ada gelar di belakang namanya.Â