Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Wisuda Daring dan Tatap Muka, Pilih yang Mana?

22 Juli 2020   16:35 Diperbarui: 22 Juli 2020   17:30 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisuda  adalah peneguhan atau pelantikan kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh tahapan pendidikan. Di setiap universitas rata-rata memiliki kesamaan dalam proses wisuda. Akan tetapi hal yang paling di tunggu mahasiswa ialah momen-momen saat wisuda apalagi secara tatap muka.  Momen apa saja kah itu sehingga banyak wisudawan tak mau memilih wisuda daring?

Pertama, Momen bersama keluarga

Sebuah peristiwa penting dalam hidup, harus dinikmati bersama keluarga. Inilah yang menjadikan momen kelulusan secara tatap muka menjadi momen sekali sehidup yang tak boleh dilewatkan. Sebuah kebanggaan ketika melihat anaknya di wisuda yang bermakna sebuah  pencapaian sebagai orang tua. 

Selain itu, momen ini juga  sering dimanfaatkan anaknya untuk mengenalkan seluk beluk universitas tempat ia meraih gelar. Bagi si mahasiswa sendiri,  ada sebuah harapan, kekuatan,dan percaya diri jika di dampingi oleh kedua orang tuanya saat wisuda.

Artinya, orang tua siapa yang tidak bahagia melihat anaknya memakai toga kebesaran universitas. Berjalan menghampiri Rektor dan berjabat tangan kemudian mengabadikan momen-momen tersebut pada lensa-lensa kamera. Dalam berbagai rekam, baik yang penulis alami sendiri bahkan yang tersebar di medsos, momen ini merupakan momen haru. Tak jarang baik mahasiswa dan orang tua meneteskan air mata tanda kebahagiaan.

Bahkan, saya sendiri jika wisuda nanti disuru memilih wisuda secara tatap muka. Alasan mereka sederhana, ingin melihat anaknya pakai toga kedua setelah toga pertama 2012 silam, melihat kampus kebesaran dan berfoto disini.  Mereka bahkan jauh-jauh tempo sudah berpesan dan menghitung keluarga dari kampung yang akan ikut prosesi acara wisuda nanti. Wew, satu rombongan ini kalo dipikir-pikir, wkwkw. Nilai prestis sebenarnya adalah kebagian dan kebersamaan. 

Kedua, Bisa salaman sama rektor

Kapan lagi bisa salaman sama rektor? orang nomor satu di universitas yang super duper sibuk. Bahkan, kalau mau ketemu harus melalui mekanisme  baik administrsi maupun antrean yang panjang.

Salah satu momen yang tepat ialah momen wisuda. Tapi, wisuda tatap muka ya bukan daring. Kalau daring namanya tatap layar. Wkwkw.

Momen ini sangat di tunggu para wisudawan. Saat prosesi dimana rektor dan senat memasuki ruangan saja kita sudah di buat takjub. Apalagi, baju kebesaran yang dikenakan yang lain dari pada yang lain. Pemandangan ini di balut dengan lagu Mars Tri Dharna Perguruan Tinggi oleh paduan suara yang bikin merinding.

Saat nama di panggil dan mahasiswa maju kedepan. saat itulah sebuah keabsahan sebagai alumni sudah menanti. Sekaan-akan rektor sedang menanti anda wkwkw. Kawan-kawan saya sering berceloteh, "gua di wisuda oleh rektor A, yang sekarang menteri bla bla. Kurang apa gua.".sebuah ungkapan yang tak linear sama sekali..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun