Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perang Pangan Dunia, di Mana Posisi Indonesia?

16 Juli 2020   12:18 Diperbarui: 16 Juli 2020   18:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang dagang atau perang Coorporate di Indonesia?

Perang dagang antara Amerika dan Cina baru-baru ini sangat menghebohkan dunia. Lihat saja bagaimana US memanipulasi dollar terhadap dunia-dunia berkembang dan Cina yang memiliki target menjadi negara pereknomian dunia melakukan eksanspansi perdagangan gila-gilaan. Indonesia sendiri merupakan pasar penting bagi kedua negara, selain sebagai pemilik input juga merupakan pasar konsumtif dunia.

Antara Amerika dan Cina di Indonesia sudah pasti kita memiliki cara pandang masing-masing, misalnya saja Cina dengan serbuan tenaga asing, penjualan aset-aset pelabuhan sebagai sarana logistik, produk-produk KW super sampai abal-abal.

Sedangkan Amerika yang notabenenya penguasa pasar food semisal KFC, McDonalds, council dan sumber daya alam (freeport) akan mempertahankan penguasaan pasarnya secara ketat. 

Di satu sisi adanya keinginan masuk pasar dan penguasaan sumber daya di satu sisi terjadi barrier to entry untuk mempertahankan pasar.

Secara tidak langsung kita dapat mengatakan bahwa perang dagang yang saat ini terjadi merupakan perang coorporate yang menggunakan kekuasaan negara untuk mendapatkan power legitimasi. 

Jika Cina dapat menguasai pasar indonesia maka sudah barang tentu coorporate Amerika harus angkat kaki begitu pula sebaliknya jika US mampu mempertahankan pangsa pasarnya maka Cina harus berupaya dengan strategi yang berbeda.

Lantas bagimana dengan Coorporate Indonesia? Yang pasti menurut hemat saya jika Indonesia tidak mampu melakukan pertahanan secara kuat dalam campur tangan perekonomian lebih dalam, maka kita hanya menjadi pemilik sumber daya yang konsumtif. Semoga bermanfaat dan mari berbenah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun