Masyarakat tetangga desa yang yang memiliki keahlian membuat ketuapat juga akan berkolaborasi dengan para orang tua desa untuk sama-sama gotong royong menyiapkan ketupat. Sedangkan yang pria biasanya langsung membantu membelah kayu atau mengambil kayu, mengupas kelapa dan tidak jarang membantu ibu-ibu menyiapakan hal-hal kecil sampai besar.
***
Kegiatan ini akan berlangsung sampai pada malam membaca doa dan sesudah acara. Di malam tahlilan biasanya suasana semakin riuh. Orang-orang akan sangat sibuk menyiapkan makanan yang sudah di masaka dari pagi sampai malam.Â
Meja-meja mulai diangkut dari rumah ke rumah, undangan-undangan mulai disebarkan ke desa-desa tetangga utamanya para pengurus mesjid. Pria-pria yang menjadi pelayan bersiap-siap lebih awal, menyiapkan air, mengatur gelas, piring, kursi dan meja.
Kegiatan babari yang masih dijaga ini merupakan kegiatan jati diri indonesia, di mana di saat kitaketika di perkotaan mulai kehilangan rasa percaya dan kepercayaan pada orang lain sebagai dasar dari gotong royong, di desa masih sangat terawat dan terjaga.Â
Kita harus perlu menjaga kearifan lokal asli negeri ini. Sebab indonesia di kenal bukan karena hebat nya orang-orang berjabatan tinggi tetapi indonesia di kenal karena kebudayaannya, keramahan nya dan gotong royongnya.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H