Pada konteka kehidupan sehari-hari, kita sering  berpapasan dengan tukang penjual mainan jaman millenial yang masih banyak di jalanan. Yang ketika di pikirkan, pada kondisi era ini, mainan-mainan tersebut tentu tidak akan laris lagi karena bergesernya selera anak-anak jaman now sekarang dan sering lupa memikirkan tentang berapa rupiah yang di raihnya hari ini. Atau mungkin, kita sering berpapasan dengan nenek-nenek atau kakek-kakek di setiap sudut kampus yang menjajakan makananya. Duduk beralas seadanya tanpa naungan yang berada tepat di jalan lalu lalang mahasiswa. Dalam kasus ini, saya sering menemukan bahwa dengan usia renta yang tidak selayaknya beraktivitas lagi harus duduk dari pagi sampai sore tanpa jaminan daganganya laris di serbu mahasiswa.Â
Justru sebaliknya, terkadang harus pulang dengan tangan hampa. Dan, tidak ada rupiah di kantong. Kepekaan mahasiswa yang lalu lalang setiap harinya selama berkuliah di kampus tersebut justru tidak menjamin keringanan tangan memberi. Bisa dikatakan jangankan membeli, memberipun belum pasti. Kondisi-kondisi seperti ini masih terjadi pada ribuan bahkan jutaan orang yang berkategori miskin di Indonesia di manapun berada. Dengan kondisi dan realita yang beragam pula.
Memberi itu memang susah, mungkin kata-kata itu tepat menggambarkan beragam keadaan yang sering kita jumpai atau alami secara sendiri, sadar maupun tanpa sadar. Kondisi yang sering kali mengekang pribadi, hati dan jiwa untuk sekedar merogok kocek teramat begitu berat untuk di lakukan. Padahal, pada kondisi hedonistik kita enteng saja. Kondisi hati yang sulit tergerak akibat ketidakbiasaan kita membagi merupakan bagian dari tidak terlatinya kehidupan pada kondisi-kondisi sosial. Banyak faktor yang bisa membentuk pribadi-pribadi manusia salah satunya adalah pola interaksi baik lingkungan keluarga maupun di luar itu.
Maka untuk itu, memberi merupakan pekerjaan mulia yang harus dilatih terus menerus tanpa harus menimbanh-nimbang. Karena dengan memberi walaupun tanpa membeli, kita bisa menyelamatkan kebutuhan jasmani mereka pada kondisi yang kita sendiri jarang mengadapinya, yaitu kelaparan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H