Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sempatkan Memberi, Walau Tidak Membeli

13 Februari 2018   05:08 Diperbarui: 13 Februari 2018   05:15 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada konteka kehidupan sehari-hari, kita sering  berpapasan dengan tukang penjual mainan jaman millenial yang masih banyak di jalanan. Yang ketika di pikirkan, pada kondisi era ini, mainan-mainan tersebut tentu tidak akan laris lagi karena bergesernya selera anak-anak jaman now sekarang dan sering lupa memikirkan tentang berapa rupiah yang di raihnya hari ini. Atau mungkin, kita sering berpapasan dengan nenek-nenek atau kakek-kakek di setiap sudut kampus yang menjajakan makananya. Duduk beralas seadanya tanpa naungan yang berada tepat di jalan lalu lalang mahasiswa. Dalam kasus ini, saya sering menemukan bahwa dengan usia renta yang tidak selayaknya beraktivitas lagi harus duduk dari pagi sampai sore tanpa jaminan daganganya laris di serbu mahasiswa. 

Justru sebaliknya, terkadang harus pulang dengan tangan hampa. Dan, tidak ada rupiah di kantong. Kepekaan mahasiswa yang lalu lalang setiap harinya selama berkuliah di kampus tersebut justru tidak menjamin keringanan tangan memberi. Bisa dikatakan jangankan membeli, memberipun belum pasti. Kondisi-kondisi seperti ini masih terjadi pada ribuan bahkan jutaan orang yang berkategori miskin di Indonesia di manapun berada. Dengan kondisi dan realita yang beragam pula.

Memberi itu memang susah, mungkin kata-kata itu tepat menggambarkan beragam keadaan yang sering kita jumpai atau alami secara sendiri, sadar maupun tanpa sadar. Kondisi yang sering kali mengekang pribadi, hati dan jiwa untuk sekedar merogok kocek teramat begitu berat untuk di lakukan. Padahal, pada kondisi hedonistik kita enteng saja. Kondisi hati yang sulit tergerak akibat ketidakbiasaan kita membagi merupakan bagian dari tidak terlatinya kehidupan pada kondisi-kondisi sosial. Banyak faktor yang bisa membentuk pribadi-pribadi manusia salah satunya adalah pola interaksi baik lingkungan keluarga maupun di luar itu.

Maka untuk itu, memberi merupakan pekerjaan mulia yang harus dilatih terus menerus tanpa harus menimbanh-nimbang. Karena dengan memberi walaupun tanpa membeli, kita bisa menyelamatkan kebutuhan jasmani mereka pada kondisi yang kita sendiri jarang mengadapinya, yaitu kelaparan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun