Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi Tergerus Zaman

7 Oktober 2017   15:25 Diperbarui: 7 Oktober 2017   16:59 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak anak gadis membangun Istana Pasir | Dok. Pribadi

Berkisah tentang mimpi orang-orang hebat, Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, sampai Habibie.

Bekisah tentang tekad bulat, Lalana, Che Guevara, Nelson Mandela, sampai Muhammad Ali.

Berkisah tentang Nabi Muhammad, tentang para sahabat sampai pada kekuasaan Islam

Berkisah tentang mimpi, Pramodya, Buya Hamka Sampai tere liye.

Sore itu menjadi pembakar semangat ketika pertanyaanku menembus jantung-jantung mereka " apa mimpi kalian wahai adik-adikku?"

Jadi guru, Polisi, PNS, Penulis, jadi orang kaya dan berguna bagi orang tua adalah mimpi mereka.

Bahkan, mimpi membagiakan orang tua menjadi tetesan air mata senja waktu itu. masa lalu kelam orang tua mereka yang tidak bersekolah dan berprofesi sebagai seorang petani telah termainsed di dalam diri masing-masing bahwa lewat sekolah mereka ingin membuktikan diri. Ternyata mereka masih bermimpi

***

Lantas apakah mereka masih bermimpi yang sama? Semenjak perbincangan beberapa tahun lalu itu?

Setelah lama tidak menginjakan kaki di tanah ini, segalanya berubah. Pantai-pantai mengalami abrasi, karang-karang menjadi rusak karena gencarnya pembangunan. Talud - talud di bangun untuk membendung kuatnya ombak. Sedangkan pasir-pasir tinggal sejengkal.

Anak-anak lebih banyak di tempat wifi, berkutat dengan Handpone berseluncur dengan dunia maya. Dan pantai-pantai hanya menjadi tempat pembuangan sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun