Mohon tunggu...
Ohahauni Buulolo
Ohahauni Buulolo Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pelayanan Sosial

Takut akan TUHAN adalah Permulaan Pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Teori Belajar Behaviorisme B.F. Skinner Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

24 Maret 2024   00:56 Diperbarui: 24 Maret 2024   01:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa refleks dapat terbentuk apabila terdapat stimulus dan respon, stimulus adalah sesuatu tindakan yang didatangkan dari luar, untuk memicu suatu perilaku, dan respon adalah suatu perilaku atau tindakan yang dipicu oleh stimulus. Apabila dihubungkan dengan hukuman, stimulus merupakan pemberian hukuman kepada seseorang yang dapat menimbulkan respon atau tindakan, dan respon adalah tindakan yang dihasilkan dari pemberian hukuman tersebut, respon yang diharapkan adalah perubahan perilaku berhenti dari perbuatan yang salah.

       Apabila hukuman dimaknai seperti penjelasan Skinner diatas seperti "Jika seorang tidak berperilaku sebagaimana keinginan anda, jatuhkan saja dia, atau jika warga dari sebuah negara berperilaku salah, binasakan saja mereka" maka dapat dipastikan hukuman tidak akan digunakan dalam sistem Pendidikan. Maka dari itu dalam pendidikan ada tahap-tahap dalam pemberian hukuman, dari mulai ringan, sedang, hingga berat. Misalnya penerapan hukuman ringan, sedang, dan berat dalam pendidikan adalah ketika seorang sisswa melakukan pelanggaran seperti bolos ketika pelajaran, maka pemberian peringatan adalah bentuk hukuman ringan, sedangkan bentuk hukuman sedang adalah skors, dan ketika setelah dilakukan tahap kedua tetapi murid tersebut masih mengulangi pelanggarannya, maka dilaksanakanlah bentuk hukuman berat seperti mengeluarkan siswa dari sekolah tersebut.

       Sebenarnya Skinner sendiri tidak setuju dalam pembentukan tingkah laku menggunakan hukuman (punishment), karena Skinner lebih percaya bahwa penguatan negatif lebih baik dalam membentuk tingkah laku. Karena hukuman cenderung memiliki kesan kasar dalam penerapannya. Perbedaan penguatan negatif dengan hukuman adalah pada fungsinya adalah jika penguatan negatif itu berfungsi menguatkan perilaku dengan cara negatif, sedangkan hukuman berfungsi mengurangi atau melemahkan perilaku tertentu dengan cara memberikan kemalangan, namun jika terpaksa hukuman itu dilakukan, maka sebaiknya hukuman itu bersifat edukatif, artinya hukuman yang diberikan itu bersifat proporsional, tidak berlebih-lebihan, atau tidak keluar dari bentuk kesalahan yang dilakukan anak, serta memberikan dampak positif kepada anak untuk meninggalkan kebiasaan buruknya dan mengganti dengan kebiasaan yang baik.

       Melihat dari penjelasan di atas, maka ini sangat cocok sekali dalam mendisplinkan siswa/murid di bangku pendidikan. Melihat murid saat ini yang sangat kurang antuasias terhadap pembelajaran dan ketidak disiplinnya dalam studi dan pelayanan, merode behaviorisme B.F. Skinner ini sangat bisa di terapkan. Pendisplinan murid adalah sebagai komitmen Pendidikan dalam membentuk dan menyiapkan murid-murid yang berkompeten dan berkualitas sehingga siap terpakai dan bersaing di dunia global.

KESIMPULAN

       Dari pembahasan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa teori behaviorisme ialah pembelajaran menekankan perubahan pada perilaku, kecakapan dan kebiasaan pada perilaku seseorang. Dengan kata lain, suatu pembelajaran harus dapat melatih individu murid dengan menggunakan stimulus dan respon sehingga hasil dari belajar tersebut merupakan sesuatu yang dapat dikuasai oleh siswa tersebut. Teori belajar behaviorsime pada dasarnya digunakan untuk membantu suatu pembelajaran sehingga dari pembelajaran tersebut dapat membentuk perilaku siswa yang baik dan diinginkan sekolah dan gereja sebab teori behavioris Skinner ini menggunakan dua pendekatan yaitu setiap respon diikuti oleh reward dan setiap respon dalam kondisioning operan ada konsekuensinya.

       Menurut Skinner, reinforcement positif artinya reinforcement apabila diperoleh akan meningkatkan probabilitas respons, sedangkan reinforcement negative yaitu sesuatu apabila ditiadakan dalam suatu situasi akan meningkatkan probabilitas respons. Jadi menurut Skinner bahwa untuk mendidik siswa bisa melalui reward dalam mensuport peserta didik dan bisa melalui punishment/hukuman. Metode Skinner ini sangat relevan sekali untuk diterapkan dalam pendidikan agama Kristen di sekolah-sekolah Kristen dalam membentuk mental dan moral murid, sebab hal ini tidak mengacu kepada teoritis dalam membentuk karakter siswa, melainkan lebih melihat dan menggambarkan keadaan orang tersebut dalam lingkungan dimana dia berada.

 

DAFTAR PUSTAKA

B.F Skinner,

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun