Mohon tunggu...
Ohahauni Buulolo
Ohahauni Buulolo Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pelayanan Sosial

Takut akan TUHAN adalah Permulaan Pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Teori Belajar Behaviorisme B.F. Skinner Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

24 Maret 2024   00:56 Diperbarui: 24 Maret 2024   01:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Skinner Membedakan Beberapa Perilaku.

  • Perilaku yang alami (Innate behavior), yang kemudian disebut juga sebagai responden behavior yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas, perilaku yang bersifat refleksif.
  • Perilaku operan (operan behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui, tetapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri. Perilaku operan belum tentu didahului oleh stimulus dari luar

       Menurut Skinner ada dua prinsip umum yang berkaitan dengan kondisioning opera, yaitu (1). Setiap respon yang diikuti oleh reward, ini bekerja sebagai reinforcement stimuli yang akan cenderung di ulangi. (2). Reward atau reinforcement stimuli akan meningkat kesepatan terjadinya respon. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa reward merupakan sesuatu yang meningkatkan probabilitas timbulnya respon.[13] Dalam kondisioning operan tekanan pada respon atau perilaku dan konsekuensinya. Dalam kondisioning operan organisme harus membuat respon sedemikian rupa untuk memperoleh reinforcement yang merupakan reinforcement stimuli. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku yang akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas.

       Tidak hanya itu, Skinner juga membedakan dua reinforcement yaitu reinforcement positif dan reinforcement negative. Menurut Skinner, reinforcement positif artinya reinforcement apabila diperoleh akan meningkatkan probabilitas respons, sedangkan reinforcement negative yaitu sesuatu apabila ditiadakan dalam suatu situasi akan meningkatkan probabilitas respons. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa reinforcement negative itu sebenarnya adalah hukuman atau punishment, namun yang dimaksudkan punishment tersebut adalah 1). Menyingkirkan reinforcement positif dan 2). Mengenakan reinforcement negative.[14] Behavior adalah perilaku yang dilakukan berdasarkan dari stimulus yang di berikan oleh orang lain. Maka dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memfokuskan penelitiannya pada perilaku. 

       Menurut penulis metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan mahasiswa, misalnya percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga, manghafal, dan pembentukan sikap. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih murid yang memiliki fitrah yang masih labil sehingga masih membutuhkan dominansi peran dosen dalam pembinaan mereka, mereka harus dilatih untuk mengulangi goal mereka dalam studi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.

TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN.

       Pengajaran pendidikan agama Kristen berpusat kepada Alkitab. Alkitab adalah landasan iman Kristen dalam pembinaan moral perserta didik untuk menjadi gambar dan rupa Allah. Hasan Bahri dalam bukunya mengatakan bahwa pendidikan adalah aktivitas atau upaya yang sadar dan terencana, dirancang untuk membentuk seseorang untuk mengembangkan pandangan dan keterampilan hidup. Baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial[15] Pendidikan Agama Kristen adalah pengajaran tentang nilai-nilai kristiani yaitu kebenaran Firman Tuhan dari Alkitab, bagaimana penerapan pendidikan agama Kristen dalam keluarga Kristen yang dapat meningkatkan pendidikan atau pemahaman tentang iman kepercayaan anak agar anak dapat mengenal Tuhan dengan baik. Pendidikan agama Kristen sebagai persekutuan iman dengan pengajaran Alkitab sebagai pedoman utama. 

       Dalam kitab ulangan 6:7 di katakana bahwa haruslah mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabilah engkau duduk dirumahmu, apabilah engkau sedang dalam perjalan, apabilah engkau berbaring dan apabilah engkau bangun. Sehingga disini kita dapat mengambil makna bahwa seorang Pengajar hendak mengajarjan firman Tuhan kepada murid setiap saat. Demikian juga dalam Pendidikan formal (PAK), untuk menciptakan peserta didik yang berkompeten, maka seorang pengajar harus menyampaikan pengajarannya secara berulang-ulang kepada siswa, sebab hal ini setiap murid memiliki tingkat perbedaan pengetahuan, jika ditinjau dari sudut pandang kelemahan masing-masing tingkat kognitif seseorang. Disini seorang pengajar merupakan contoh utama kepada murid dalam pendidikan iman yang baik dan benar, seorang pengajar menjadi teladan dalam pertumbuhan iman para mahasiswa. Pengajar merupakan suatu persekutuan yang memiliki relasi dimana murid dan pengajar saling berinteraksi dalam Pendidikan. Guru dalam mengajar siswa tidak mudah namun guru harus setia, sabar, bijaksana dan melatih mahasiswa dalam keterbatasannya. Keberhasilan pendidikan agama Kristen dalam diri siswa adalah ketika nilai-nilai kristiani di tanamkan secara kontinyu.

PENERAPAN TEORI BEHAVIORISME B.F. SKINNER DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN 

       Tujuan pendidikan agama Kristen tidak bisa terlepas dari tujuan terciptanya manusia, dipahami bahwa ada tiga komponen dasar manusia yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen tersebut adalah Roh, merupakan aspek moral dalam diri manusia. Jiwa adalah merupakan aspek jiwa dalam diri manusia. Tubuh berkembang sesuai dengan dekrit Allah artinya apabila manusia itu mengkonsumsi nutrisi makanan yang cukup ia akan tumbun dan berkembang layaknya tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya. Sementara Roh dan jiwa berkembang untuk mengeksplor dirinya melalui proses Pendidikan formal. Ketiganya, merupakan kesatuan yang utuh dan bulat dan tak terpisahkan. Oleh karena itu tujuan Pendidikan agama Kristen tidak boleh mengabaikan salah satu unsur-unsur dasariah manusia agar masing-masing berkembang dan terjaga dengan baik.

       Untuk bisa membina ketiga komponen tersebut, maka perlu menggunakan metode yang tepat, menurut penulis metode Skinner adalah metode yang sangat tepat dalam membentuk kognitif, afektif, psikomotorik dan spiritualitas mahasiswa. Skinner berpendapat bahwa hubungan antara stimulus dengan respons yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungan menimbulkan perubahan perilaku. Karena respons yang diberikan memiliki konsekuensi yang sama dari stimulus yang diberikan. Misalnya seseorang merubah perilaku buruk menjadi perilaku baik, setelah dia merubah perilakunya kemudian diikuti dengan konsekuensi yang disenanginya, maka orang itu melakukan perilaku baik tersebut berulang kali. Penggunaan konsekuensi yang menyenangkan untuk merubah atau menguatkan perilaku disebut pengkondisian operan (Operant Conditioning).

       Dalam behaviorisme Skinner, pikiran sadar atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan. Menurut Skinner, perkembangan adalah perilaku, oleh karena itu para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman-pengalaman lingkungan.[16] 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun