Insiden terjadi karena ada pembocoran oleh salah seorang juri yang menurut Achmadi mungkin merasa gembira. Tidak dijelaskan tentang pembocoran yang menyangkut persoalan apa, namun insiden yang terjadi adalah sutradara dari keluarga Kuntjup harapan merobek piagam dan insiden dengan panitia dan Endang Achmady setelah pembagian piagam/piala.
Tahun 1959, festival diikuti oleh enam grup, yakni: Teater Penggemar Bogor (Hantu Sang Tumenggung saduran Wirawan Respati dari "Ghost" karya Henrick Ibsen, dengan sutradara Azis Windya), Raksa Budaya Bogor (Malam Jahanam karya Motinggo Boesje, disutradarai oleh Semiadji), Kuntjup Harapan Cabang Bogor (Suatu Malam, disutradarai oleh Alexander).
Juha, Kenanga Club Bogor (Orang Ketiga karya T Sjahrul), Lembaga Seni Drama Tjabang Bogor (Sendja di Kebun, karya Haznam Rachman, disutradarai oleh Zarkani D), dan Tunas Muda Bogor (Kematiannya Adham Karya A Hamzah, disutradarai oleh Ahjad Hamzah).
Jika dikatakan pada tahun 1950-an grup teater lebih dominan dilakukan oleh para pelajar, baru pada tahun 1956, untuk pertama kalinya para mahasiswa terjun ke dunia drama, dengan nama Masyarakat Mahasiswa Bogor membawakan lakon "Aku Mahasiswa" karya Bonataon P Nasution yang dipentaskan pada 16 dan 17 November 1956 di Gedung Nasional (lihat Endang Achmady dalam Majalah Aneka, Nomor 28 Tahun VII, 1 Desember 1956).Â
Nama-nama yang menonjol dalam dunia sandiwara/teater di Bogor pada tahun 1950-an diantaranya adalah: Endang Achmadi, Alexander Naftaly, Azis Windya, Tony Fatony, Semiadji, Ahjad Hamzah, Clara Wijaya, Mohammad Zein yang dapat dikatakan sebagai penggerak, pimpinan kelompok dan sutradara.Â
Sedangkan para pemain drama/teater yang menonjol, selain nama yang telah disebutkan tersebut adalah: Lien Suhaemi, Yenny Kartadjumena, Siti Djenar, Titin Suandana, Sukardja, Fatimah Adi, Mariam, Ti Suhata, K. Surjatna, Tien Sartika, Agus Irawan, Tien Djuwita, Nien Kurniasih, Mieke Sulasmi, Frieda Thung, Endang Sulaeman. Â
(Bersambung)