Aku membuka kunci layar, menekan simbol aplikasi tersebut, kucari nama Kia dalam daftar status. Nihil.
Denis melakukan hal yang sama, dia bergerak cepat. "Nih, lihat sendiri."
Mulutku ternganga seperti orang dungu. "Kok, di aku gak ada ya?"Â
"Duh, kok bisa? Bisa jadi kamu di-hide."Â
Yap. Itu jawaban yang seratus persen memiliki kemungkinan terbesar.
"Padahal baru satu bulan Kia keluar dari rumah sakit. Sekarang malah jalan-jalan terus."
Aku terkejut bukan main, semua orang tahu keadaannya tapi tidak denganku. "Hah! Rumah sakit? Maksud kamu, Kia sempat dirawat di rumah sakit?"
"Kamu gak tau juga? Dia gak kasih kabar? Padahal dia bikin status. Aku bahkan sempat mengucap 'semoga cepat sembuh' untuknya."
"Maksudnya apa ya? Kenapa dia... oke kalau memang benar aku di-hide, tapi kenapa?"Â
"Hmm... mungkin maksudnya baik, dia gak mau membebani pikiranmu karena semester ini kamu sibuk banget. Dan, tentang hari ini alasan dia gak ngajak kamu main, bisa jadi karena alasan yang sama. Dia hide kamu supaya kamu fokus."
Otakku kian memanas memikirkan perkataan Denis. "Huh? Tumben kali ini kamu membelanya." Bibirku menyungging.