Mohon tunggu...
Nia Febriana
Nia Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cerpen - Cerbung - Review - Daily

hihihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung Friendshit Episode 6 - Luka

5 Juli 2022   09:38 Diperbarui: 5 Juli 2022   09:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku melangkah pelan memasuki teras rumah Kia. Pintu rumahnya terbuka lebar. Bagaikan deja vu, aku melihat wajah Kia yang sayu menoleh ke arahku. Dia berdiri, langsung memelukku. Terasa air matanya merembes di pundakku. Akupun ikut menangis.

Pertama kali aku mendapat pelukan hangat seorang sahabat. Aku menyesal baru menemuinya hari itu. Andai aku dapat hadir di sampingnya saat mimpi buruk Kia terjadi. 

Aku dan Denis duduk terdiam mendengarkan Kia bercerita tentang hari terakhir bersama orang tuanya. Sesekali menangis, lalu tersenyum seolah keikhlasan sudah ditunaikannya.

Mungkin tiga atau empat jam aku berada di rumah Kia, membantu menyiapkan makan siang bersama, dan merapikan barang-barang peninggalan orang tuanya. Lalu, terdengar derap langkah kaki masuk.

"Kia!" Tata datang, suaranya bergetar. Dia berpakaian casual dan hanya memakai mules.

"Kayaknya Tata baru landing." Denis berbisik padaku.

Kia diam di tempatnya berdiri, mungkin tidak sanggup melangkah. Nafasnya semakin berat, dia menangis lagi. Lebih besar dari tangisan sebelumnya. Seluruh rintihan ditumpahkan saat Tata memeluknya erat. 

Di balik suara Kia yang sengau, aku mendengar sepasang kata 'aku menunggumu'

Kata yang tidak Kia ucapkan padaku. Aku berdiri gamang, Denis yang sedari awal di sampingku berganti posisi, mematung di hadapanku menghalangi pemandangan pilu. Pilu untuk siapa? Pilu bagi siapa? 

Beranjak dari masa itu, satu tahun kemudian, 2021 menjadi awal baru. Awal yang memutar keadaanku 180 derajat.

Aku menyadari kapasitasku sebagai mahasiswa tingkat akhir berat sekali. Judulku baru diterima saat yang lain sudah seminar proposal. Aku terkendala oleh kurangnya bahan penelitian, dosen pembimbing yang menyebalkan dan teman-teman yang kompetitif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun