Mohon tunggu...
Ocyid
Ocyid Mohon Tunggu... Lainnya - In the Age of Information, being unknown is a privilege

Lun Yu 1.1: Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali; bukankah ini sikap seorang Jun Zi - Kun Cu? - Lukas 12.57: Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? - QS 8.22: Indeed, the worst of living creatures in the sight of Allāh are the deaf and dumb who do not use reason

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Indonesia Berdasarkan Buku Klasik (Bagian 5): Palembang dalam Catatan Ma Huan (Yingyai Shenglan)

3 Juli 2024   00:54 Diperbarui: 3 Juli 2024   00:54 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muara sungai Musi yang berada tepat di Selat Bangka - Dokpri

Satu hal yang menarik dari (muara) sungai Batang Hari di Jambi adalah keberadaan pulau-pulau di muaranya. Keberadaan pulau-pulau di muara “sungai” (yang jelas mengindikasikan “air tawar”) ini sebetulnya menarik untuk dicermati sehubungan dengan penyebutan Tan-chiang atau Tan-kang – yang secara harfiah juga bermakna “muara atau sungai air tawar”: apakah shifu Ma Huan sebetulnya menjelaskan arah masuk ke sungai Musi dari muara sungai Batang Hari di Jambi?

Kesimpulan ini jelas bukan tanpa alasan, sebab sungai Batang Hari seharusnya merupakan sungai yang telah lama dikenal oleh orang-orang Cina yang berlayar ke nusantara - yang karenanya sungai ini disebut “Sungai Tua” (Ku-kang), sebelum Ku-kang berpindah ke Palembang. 

Hal ini sebetulnya sesuai dengan kesimpulan yang dibuat oleh meester Groeneveldt, walau beliau salah mengidentifikasi sungai ini sebagai sungai Musi (hal. 76). Lalu, apakah Tan-chiang atau Tan-kang sesungguhnya mengarah pada muara sungai Batang Hari – khususnya pulau-pulau tersebut?

Untuk menjawab hal ini, kita jelas membutuhkan bukti-bukti – dan, sayangnya, penulis tidak dapat menunjukkan bukti-bukti tersebut. 

Yang pasti, jika Tan-chiang atau Tan-kang memang mengarah pada muara sungai Batang Hari, khususnya pulau-pulau itu, mungkin masih terdapat bekas-bekas peninggalan lokasi persinggahan jaman dahulu di pulau-pulau ini - sekali lagi: mungkin...

Walau masih (akan sangat) sulit untuk dapat menemukan jejak-jejak peninggalan sebagai suatu “bukti” yang seharusnya ada, catatan sejarah Cina sendiri sebetulnya cukup jelas dalam menerangkan hal-hal yang semestinya ditemukan dalam menentukan letak wilayah-wilayah bersejarah ini. 

Salah satu contohnya, kapal-kapal yang menuju Palembang, diceritakan akan ditambatkan (di suatu lokasi) di Selat Bangka – dekat dengan tempat di mana terdapat menara-menara (pagoda-pagoda) yang terbuat dari (batu) bata. 

Keterangan ini yang sesungguhnya justru mengantarkan kita pada muara sungai Musi yang berada di Selat Bangka – di mana, dari tempat ini, perjalanan akan dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil ke ibu kota (Palembang).

Jika benar lokasi yang terletak di Selat Bangka ini merupakan muara sungai Musi, seharusnya, temuan dari (bekas-bekas) menara-menara atau pagoda-pagoda dari batu bata yang disebutkan dalam catatan tersebut akan menjadi “bukti” dari keterangan yang diberikan oleh shifu Ma Huan – jika peninggalan ini memang masih dapat ditemukan, tentunya. 

Temuan-temuan ini, katakanlah; jika memang masih ada, akan sangat penting untuk ditemukan, sebab temuan-temuan tersebut bukan saja akan membenarkan keterangan-keterangan yang diberikan dalam catatan shifu Ma Huan – tetapi juga akan menceritakan sejarah Indonesia yang terlupakan. Namun, apakah peninggalan-peninggalan seperti ini masih dapat ditemukan?

Sejujurnya, penulis jelas tidak mengetahui apakah peninggalan-peninggalan yang disebutkan masih dapat ditemukan atau tidak. Hanya saja, satu hal yang mungkin harus kita ingat adalah: kemajuan teknologi yang saat ini kita miliki sudah sangat berbeda dengan teknologi-teknologi pada abad-abad sebelumnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun