Mohon tunggu...
Dewieq OKtalupik
Dewieq OKtalupik Mohon Tunggu... karyawan swasta -

penyuka kopi yang kerap menyembunyikan rasa lewat tulisan ga jelas di blog|Ga bawel bawel amat cuma rame doang :-D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ironi [Dua Hati]

17 Agustus 2010   12:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:57 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mau jadi pacarku?
lucu sekali.... ucapmu bahkan tanpa ekspresi
hanya sedikit kernyit yang ku lihat berdiam di dahi

belum sempat ku jawab
ketika kau telah beranjak
mengartikan diam kita sebagai penolakan

dan kita sama-sama lari

aku heran..
aku beku saja dalam diam dan kau bertanya seperti tanpa tujuan
membiarkan angan bergerak liar mencari bentuknya sendiri

tanpa terikat oleh ruang

aku pikir aku mencintaimu...
sekali waktu kau bilang begitu
kali ini wajahmu begitu kuyu
begitu pun dengan semburat letih di wajah sendiriku

barangkali kau dan aku sudah sama-sama lelah

saling menghindar

babak belur terbentur ragu untuk bertemu

dalam satu ruang waktu
dan aku masih membisu
kau urung menjamah jemariku
berdiri saja di ujung pintu; menunggu

ku rasa kita harus mencoba!
kau seperti mulai putus asa
tak bisa lagi menyangkal bahwa jantung mu seirama milikku

aku tak bisa..
jawabku kaku
kali ini lebih dingin sampai nyaris menggigil
tak ku kira penyangkalan ku makin lekat saja
memudarkan hangat senyum mu yang pernah tinggal cukup lama
mungkin sudah terlambat dan aku tak ingin lagi berharap

jangan menyesal ya!
gusarmu sedikit mengancam..

dan aku tetap bertahan
keyakinanku tak padam
begitupun dengan rasa yang ku tanam
seandainya kau tau, aku lebih menginginkan mu..
aku tersenyum.

mungkin senyum termanis yang pernah ku sunggingkan pada seseorang
dan kau memang tak pernah bisa mengerti

sudahlah.....
bilur pilu mungkin ku tinggal kan untukmu kini
bahkan untuk diriku sendiri....
tapi suatu hari nanti kau pasti akan mengerti

jika aku adalah rusukmu..
kita akan punya jalan untuk menyatu
tak peduli sekuat apa penyangkalan kita
tak peduli sejauh apa kita saling berlari menepi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun