Mohon tunggu...
Jim Nurian
Jim Nurian Mohon Tunggu... Lainnya - jangan luput, hanya menghilang

dalam sunyi malam ini, parasmu ramai terbayang di kerumunan hujan. berdamai dengan pelangi yang luput, menjelma kenangan yang setiap pagi ku seruput.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dear PSSI, Passing Aja Masih Amburadul, Gimana Mau Juara? #janganbebaniSTY

3 Desember 2021   09:47 Diperbarui: 3 Desember 2021   10:07 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OCTAVIANUS BRYAN - Timnas Indonesia tak lama lagi akan berlaga di Piala AFF 2020. Perhelatan itu akan digelar di Singapura mulai 5 Desember 2021.

Di perhelatan kali ini, Indonesia tergabung di Grup B bersama Malaysia, Vietnam, Laos, dan Kamboja. 

Jauh-jauh hari sebelum kompetisi dimulai, PSSI telah memasang target tinggi untuk Shin Tae-yong. Pelatih kebangsaan Korea Selatan itu harus membawa timnas juara AFF.

Tak dapat dipungkiri, kompetisi sekelas AFF sebenarnya sudah bukan masalah bagi timnas Indonesia.

Tetapi realita yang terjadi tidak seperti itu. Selain karena alasan pandemi yang mengharuskan kompetisi domestik terhenti, faktor-faktor internal lain juga harus disoroti.

Bagaimana dengan pembinaan pemain muda kita? Bagaimana dengan liga domestik yang sudah berjalan? Apakah semua lancar?

Jawabannya sudah pasti tidak.

Mengapa PSSI setidaknya juga berkaca terhadap situasi sepak bola yang terjadi di negara kita. 

Tak perlu diragukan lagi, Shin Tae-yong merupakan pelatih kelas dunia yang sudah terbukti kemampuannya menangani timnas Korea Selatan.  

Bahkan ia pernah melatih pemain sekelas Son Heung-min dan Hwang Hee-chan.

STY sendiri baru melatih timnas sejak 2019. Target langsung juara di 2021 tampaknya begitu egosentris.

Kita pasti sudah melihat video STY memarahi para pemain timnas karena tak becus melakukan passing.

Mengapa PSSI tidak melihatnya? Mengapa mereka tidak mempertimbangkan faktor itu?

Terlihat beberapa kali timnas kewalahan bermain tanpa pemain keturunan, maupun pemain-pemain yang berkarier di Eropa.

Kita bisa melihat sendiri perbedaan cara dan visi bermain Egy, Witan, Asnawi, dan Elkan dengan para pemain di Liga Domestik.

Mengapa PSSI membebani STY begitu besar?

Target jangka panjang yang sebenarnya dibutuhkan timnas. Kehadiran STY adalah untuk membangun, bukan meningkatkan ataupun mengubah permainan.

Timnas kita sangat tertinggal saat ini dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. 

Biarkan STY bekerja hingga 10 tahun mendatang. Pola permainan timnas yang sudah berubah di beberapa pertandingan terakhir sudah menjadi bukti bagaimana STY bekerja.

Jangan bebani STY dengan target-target jangka pendek yang tak seberapa. Juara AFF hanya untuk memuaskan nafsu semata.

Kita semua, Warga Negara Indonesia pasti ingin melihat timnas juara. Pasti dan tidak dapat dipungkiri. 

Tapi kita juga harus menyadari kualitas timnas kita saat ini. 

Biarkan saja STY bekerja. Beri dia kepercayaan untuk membangun pondasi yang kuat di timnas. Tahan senyum bahagia kita sampai 10-15 tahun mendatang.

Target juara jangka pendek tidak akan seberapa dibandingkan konsistensi permainan berkelas di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun