STY sendiri baru melatih timnas sejak 2019. Target langsung juara di 2021 tampaknya begitu egosentris.
Kita pasti sudah melihat video STY memarahi para pemain timnas karena tak becus melakukan passing.
Mengapa PSSI tidak melihatnya? Mengapa mereka tidak mempertimbangkan faktor itu?
Terlihat beberapa kali timnas kewalahan bermain tanpa pemain keturunan, maupun pemain-pemain yang berkarier di Eropa.
Kita bisa melihat sendiri perbedaan cara dan visi bermain Egy, Witan, Asnawi, dan Elkan dengan para pemain di Liga Domestik.
Mengapa PSSI membebani STY begitu besar?
Target jangka panjang yang sebenarnya dibutuhkan timnas. Kehadiran STY adalah untuk membangun, bukan meningkatkan ataupun mengubah permainan.
Timnas kita sangat tertinggal saat ini dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.Â
Biarkan STY bekerja hingga 10 tahun mendatang. Pola permainan timnas yang sudah berubah di beberapa pertandingan terakhir sudah menjadi bukti bagaimana STY bekerja.
Jangan bebani STY dengan target-target jangka pendek yang tak seberapa. Juara AFF hanya untuk memuaskan nafsu semata.
Kita semua, Warga Negara Indonesia pasti ingin melihat timnas juara. Pasti dan tidak dapat dipungkiri.Â