OCTAVIANUS BRYAN - Timnas Indonesia tak lama lagi akan berlaga di Piala AFF 2020. Perhelatan itu akan digelar di Singapura mulai 5 Desember 2021.
Di perhelatan kali ini, Indonesia tergabung di Grup B bersama Malaysia, Vietnam, Laos, dan Kamboja.Â
Jauh-jauh hari sebelum kompetisi dimulai, PSSI telah memasang target tinggi untuk Shin Tae-yong. Pelatih kebangsaan Korea Selatan itu harus membawa timnas juara AFF.
Tak dapat dipungkiri, kompetisi sekelas AFF sebenarnya sudah bukan masalah bagi timnas Indonesia.
Tetapi realita yang terjadi tidak seperti itu. Selain karena alasan pandemi yang mengharuskan kompetisi domestik terhenti, faktor-faktor internal lain juga harus disoroti.
Bagaimana dengan pembinaan pemain muda kita? Bagaimana dengan liga domestik yang sudah berjalan? Apakah semua lancar?
Jawabannya sudah pasti tidak.
Mengapa PSSI setidaknya juga berkaca terhadap situasi sepak bola yang terjadi di negara kita.Â
Tak perlu diragukan lagi, Shin Tae-yong merupakan pelatih kelas dunia yang sudah terbukti kemampuannya menangani timnas Korea Selatan. Â
Bahkan ia pernah melatih pemain sekelas Son Heung-min dan Hwang Hee-chan.
STY sendiri baru melatih timnas sejak 2019. Target langsung juara di 2021 tampaknya begitu egosentris.
Kita pasti sudah melihat video STY memarahi para pemain timnas karena tak becus melakukan passing.
Mengapa PSSI tidak melihatnya? Mengapa mereka tidak mempertimbangkan faktor itu?
Terlihat beberapa kali timnas kewalahan bermain tanpa pemain keturunan, maupun pemain-pemain yang berkarier di Eropa.
Kita bisa melihat sendiri perbedaan cara dan visi bermain Egy, Witan, Asnawi, dan Elkan dengan para pemain di Liga Domestik.
Mengapa PSSI membebani STY begitu besar?
Target jangka panjang yang sebenarnya dibutuhkan timnas. Kehadiran STY adalah untuk membangun, bukan meningkatkan ataupun mengubah permainan.
Timnas kita sangat tertinggal saat ini dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.Â
Biarkan STY bekerja hingga 10 tahun mendatang. Pola permainan timnas yang sudah berubah di beberapa pertandingan terakhir sudah menjadi bukti bagaimana STY bekerja.
Jangan bebani STY dengan target-target jangka pendek yang tak seberapa. Juara AFF hanya untuk memuaskan nafsu semata.
Kita semua, Warga Negara Indonesia pasti ingin melihat timnas juara. Pasti dan tidak dapat dipungkiri.Â
Tapi kita juga harus menyadari kualitas timnas kita saat ini.Â
Biarkan saja STY bekerja. Beri dia kepercayaan untuk membangun pondasi yang kuat di timnas. Tahan senyum bahagia kita sampai 10-15 tahun mendatang.
Target juara jangka pendek tidak akan seberapa dibandingkan konsistensi permainan berkelas di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H