Mohon tunggu...
Sinensis Jyotio
Sinensis Jyotio Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Kopi Pahit Tanpa Tangan

24 Oktober 2018   22:22 Diperbarui: 24 Oktober 2018   23:02 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh baik mas, sebentar ya..." pelayan itu lalu pergi kebelakang untuk memanggil sang manager cafe. Narendra terus mengamati suasana cafe dan pekerjanya. Sesekali ia mendekati sang barista yang meracik kopinya tadi. Mereka mengobrol banyak hal tanpa menyinggung kekurangan fisik sang barista yang bernama Utomo. Lalu sang manager datang bergabung dengan Narendra.

"Hai saya Kayla Anisa Fitri manager cafe disini." Seorang perempuan berjilbab dengan setelan dress warna cyan memberi salam ke Narendra.

"Saya Gregorius Narendra Amanda, fotografer dari garudabiru.com. Kebetulan saya tersentuh dengan suasana dan kopi disini, jika berkenan boleh saya potret dan saya wawancarai?" Narendra mulai menjelaskan maksudnya.

"Oh silahkan...saya membolehkan saja masnya mau memotret dan mengulas cafe ini" Anisa mempersilahkan Narendra untuk memotret dan mewawancarai di cafe itu.

Setelah berbasa-basi akhirnya Narendra memilih pulang sambil memikirkan konsep dan sudut pandang yang akan dipakainya meliput besok. Maklum, tema disabilitas adalah hal yang baru untuknya sebagai fotografer. Akhirnya Ia mendapatkan ide yang akan dieksekusi.

Oh ya nama cafe itu adalah SunRize Cafe. Berbeda dengan cafe lain, kebanyakan yang bekerja disana adalah penyandang disabilitas. Cafe itu dibentuk oleh suatu LSM Disabilitas, dibelakangnya mempunyai halaman yang rindang dengan banyaknya tanaman dan saung yang ditata rapi.

Disanalah Narendra dan Utomo yang menjadi barista tersebut berbagi cerita. "Gimana mas kabar sehat?" Utomo dengan ramah menyapa Narendra.

"Sehat mas, lah mas'e sehat?" tanya Narendra yang mencoba berbasa-basi.

"Alhamdulilah mas, gimana langsung mulai wawancaranya?" Utomo dengan tersenyum nyengir mulai membuka obrolan.

"Waduh...masnya ternyata antusias ini hahaha..." mereka berdua terkekeh dalam obrolan mereka.

"Mas maaf kalau menyinggung, tapi boleh ndak cerita pengalaman hidup mas seperti sekarang?" Narendra membuka dengan sebuah pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun