Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Kartini Jadi Kartono Tanpa Titik!!!

20 Maret 2019   11:06 Diperbarui: 20 Maret 2019   11:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Kartini yang berjuang tanpa henti".

Banyak pihak yang menyayangkan terutama dari praktisi pendidikan akan peran orang tua dalam mendidik anak di era modern ini, mereka seakan melepas tanggung jawabnya dalam hal pendidikan anak dan menyerahkan sepenuhnya kepada bapak/ibu guru di sekolah lalu menuntut hasilnya. 

Sesungguhnya sekolah itu hanya memberikan konsep yang baik kepada anak yang sudah seharusnya bisa diterapkan di rumah dengan bimbingan orang tua. 

Kesibukan akan pekerjaan orang tua 'zaman now' sering dijadikan alasan untuk memutuskan tanggung jawabnya dalam hal mendidik anak. Namun, tidak halnya seperti yang dilakukan Kartini. Saban hari dia harus melakoni peran gandanya. 

Dari pukul 05.00 WIB -- 07.00WIB dia berperan sebagai Kartini. Badan serasa ingin dimanjakan dengan terus direbahkan di atas kasur. Namun, pagi-pagi benar Kartini harus bangun mempersiapkan makanan. Setelah makan disiapkan, iapun harus melanjutkan perannya menjadi Kartono. Dia memerankan figur ayah yang mampu memberikan kekuatan dan percaya diri saat mereka (anak-anak) berangkat ke sekolah. 

Sebelum berangkat, Kartono mendampingi anak-anaknya untuk berdoa sebelum berangkat ke sekolah. Kartono mendoakan mereka agar selalu menjadi anak yang berbakti pada orang tua. 

Selain mendoakan, Kartono juga memberikan sambutan hangat dalam bentuk pelukan dan ciuman kening ketika mereka mau berangkat ke sekolah.

Dengan semangat yang hebat, Kartonopun mulai melangkahkan kakinya untuk melanjutkan perjuangan sebagai pekerja di kebun milik warga. Sekalipun Kartono punya pekerjaan namun pendapatan yang diperoleh tidak cukup. 

Terkadang dia beruntung jika punya majikan yang baik dan murah hati, namun buntung jika bekerja di kebun majikan yang sedikit perhitungan maka hasil yang diperolehpun pas-pasan alias 7P: pergi pagi pulang-pulang pendapatan pas-pasan. 

Pada saat bekerja, Kartono tak hentinya di dalam hati memanjatkan doa kepada Sang Pencipta agar mereka selalu menjadi pribadi yang bertanggung jawab kepada Penciptanya, orang tua, dirinya dan masyarakat.

Menjelang matahari mulai terbenam, kira-kira pukul 16.00, Kartonopun mulai menghentikan tangan dan kakinya yang sedang bekerja di kebun milik warga. Dia pun mulai bersiap-siap untuk kembali pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun