Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Kartini Jadi Kartono Tanpa Titik!!!

20 Maret 2019   11:06 Diperbarui: 20 Maret 2019   11:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Betapa tidak, kalau dibuka pencarian google sekali klik saja dengan menuliskan peran orang tua dalam penerapan kurikulum 2013, maka ratusan hasil pencarian dunia maya tersebut akan muncul. 

Entah dari sebuah website, blog, surat kabar, media masa, instansi formal, dan dinding media sosial. Tidak hanya menitik beratkan pada anak, guru, dan sekolah saja tetapi juga peran orang tua sangat diharapkan dan menjadi ujung tombak dalam menyukseskan kurikulum tersebut. 

Kurikulum 2013 menyajikan materi pelajaran yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari dan menitik beratkan pada perkembangan sikap (spiritual dan sosial). 

Contoh hal kecil penerapan kurikulum 2013 yang dapat dilakukan orang tua di rumah bisa pada saat sarapan, anak diminta mengambilkan beberapa sendok, garpu, dan piring. Perintah ini telah mengajarkan anak dalam perhitungan sederhana. Selain belajar berhitung anak dibiasakan melakukan hal yang positif seperti mengucapkan salam, terima kasih, dan minta maaf ketika melakukan kesalahan. 

Oleh karena itu orangtua diharapkan lebih aktif dalam mendampingi aktivitas anak, di luar jam pelajaran sekolah. Hal inilah yang telah dilakukan Kartini, ibu dari si bocah tersebut. Dia menyisihkan waktu untuk mendampingi anak dalam belajar. 

Setiap malam Kartini melibatkan dirinya menjadi seorang guru sekaligus seorang murid ketika bersama anak pada saat belajar di rumah. Menjadi guru di rumah, Kartini selalu bercerita tentang pentingnya sekolah bagi masa depan. Menjadi murid di rumah, Kartini menempatkan diri sebagai pendengar budiman ketika mendengarkan curhatan dari anak-anaknya. 

Kartini dengan sabar mendengar setiap suka dan duka yang dialami anaknya dalam bersekolah. Apakah itu tentang pelajaran ataupun yang berhubungan dengan masalah sosialisasi dengan teman di sekolah. 

Selain di rumah, Kartini juga selalu menyempatkan waktu ke sekolah untuk berdiskusi tentang perkembangan sekolah anaknya. Usaha, perhatian dan peran Kartini selama ini tidak terbuang sia-sia. Dia mampu menghantarkan anak-anaknya menggapai kesuksesan terbesar, terkhusus di tanah kelahirannya di Desa Bangun Purba. 

Anak pertama dan kedua menempuh Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan telah menjadi Aparatur Sipil Negara. Anak yang ketiga  mendapatkan beasiswa Strata Dua dan telah menyelesaikan pendidikannya. Anak keempat telah menempuh pendidikan strata satu. Seluruh anaknya telah menggapai pendidikan yang tinggi dan telah bekerja pada status sosial yang cukup diperhitungkan.

Betapa tidak, lihat cuitan Sri Mulyani di laman www.kompas.com. Dia menulis, "Pendidikan adalah passion atau hal yang amat disukainya. Saat masih kecil kedua orang tuanya selalu membicarakan pekerjaan mereka sebagai dosen". 

Mantan direktur pelaksana bank dunia tersebut menceritakan perannya menjadi Kartini. Ketika anak-anaknya masih berada duduk di bangku sekolah, dia tetap hadir pada saat mengambil raport. Dia selalu menyempatkan waktu untuk berdiskusi dengan gurunya sekalipun dia menjabat sebagai menteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun